Pimpinan Keuangan Dunia Waspadai Kerentanan Ekonomi Global

Administrator - Senin, 18 April 2016 - 15:42:08 wib
Pimpinan Keuangan Dunia Waspadai Kerentanan Ekonomi Global
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral berfoto bersama di sela pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu (16/4). REUTERS/Kevin Lamarque
RADARRIAUNET.COM - Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral mendesak Bank Dunia dan International Monetery Fund (IMF) untuk memantau  secara ketat risiko utang di negara-negara berpenghasilan rendah mengingat masih rentannya ekonomi global. 
 
Rekomendasi tersebut merupakan salah satu hasil dari komunike Komite Pembangunan dalam Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia, yang dipimpin oleh  Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro. Komunike tersebut berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat pada Sabtu (16/4) waktu setempat atau Minggu dini hari waktu Jakarta. 
 
Komite Pembangunan menilai pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini masih akan mengecewakan dan rentan dari berbagai risiko. Sejumlah risiko yang masih akan membayangi perekonomian global antara lain melemahnya permintaan, mengetatnya likuditas di pasar keuangan, merosotnya perdagangan, pelemahan harga minyak dan komoditas, serta arus modal yang mudah menguap. 
 
"Kami menyerukan kepada Kelompok Bank Dunia dan IMF, sesuai dengan mandat mereka masing-masing, untuk memantau risiko dan kerentanan itu secara lebih dekat, dan selalu memperbarui Kerangka Sustainabilitas Utang Negara-Negara Berpenghasilan Rendah," demikian pernyataan Komite Pembangunan seperti dikutip dari situs resmi IMF. 
 
"Kami juga memanggil mereka untuk memberikan saran kebijakan dan dukungan keuangan untuk mewujudkan ketahanan dan keberlanjutan perekonomian global yang inklusif," lanjut Komite Pembangunan. 
 
Dalam sambutannya, Menkeu Bambang menyampaikan tujuan dari Komite Pembangunan adalah untuk memonitor risiko dan kerusakan yang mungkin terjadi dan mengetahui perkembangan ekonomi terkini dari negara-negara berkembang. 
 
"Kami mendapatkan mandat dari WBG (World Bank Group) dan IMF untuk memonitor risiko dan kerusakan yang mungkin terjadi dan mengetahui perkembangan terkini dari keseimbangan utang bagi negara-negara berkembang," jelas Menkeu. 
 
Komunike tersebut juga menyoroti dampak konflik yang telah memaksa jutaan orang di dunia, yang mayoritas miskin,  mengungsi dari negara asalnya. Dalam konteks ini, Bank Dunai dan IMF juga diminta turun tangan mengatasi akar penyebab pemindahan paksa dan membantu negara-negara yang tengah dirundung masalah. 
 
"Kami mendesak Grup Bank Dunia dan IMF agar lebih efektif dalam mengatasi situasi dunia yang rapuh dan diwarnai konflik, melalui penguatan kapasitas operasional di negara-negara yang terkena dampak," tulis Komite Pembangunan. 
 
Pada sesi pertemuan hari sebelumnya, IMF mewaspadai risiko utang publik yang melonjak, terutama di negara-negara maju yang menyentuh  level tertinggi sejak Perang Dunia II. IMF memperingatkan pemburukan fiskal yang terjadi hampir di seluruh dunia mengancam pemulihan ekonomi global.
 
ALEX / CNN