RADARRIAUNET.COM - Pentolan Jamaah Islamiyah Umar Patek dikabarkan menawarkan bantuan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Wakil Presiden Jusuf Kalla tak menanggapi tawaran tersebut.
"Iya menawarkan diri, tapi kita tak ingin negosiasi seperti itu. Jadi lewat pemerintah Filipina," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (8/4/2016).
Kalla mengatakan, pemerintah Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemerintah Filipina terkait kasus ini. Upaya negosiasi dan diplomasi masih dikedepankan. Bahkan pemerintah pun tak pernah menyinggung rencana pembayaran uang tebusan yang dipatok Abu Sayyaf.
"Ya kita mengusahakan kemanusiaan, negosiasi kemanusiaan," terangnya.
Umar pernah terbang dan bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf setelah peristiwa bom Bali I. Ia pun mengaku dekat dengan Abu Sayyaf. Umar bergabung dengan kelompok itu selama enam tahun, rentang 2003 hingga 2009.
Umar pernah didapuk menjadi salah satu anggota Majelis Syura Abu Sayyaf di bawah pimpinan Khadaffy Janjalani selama 2005 hingga 2006. Orang yang paling dicari pemerintah Amerika Serikat itu menilai upaya pemerintah Indonesia mengandalkan pemerintah Filipina untuk bernegosiasi tidak akan sukses, mengingat Abu Sayyaf sangat membenci Filipina.
Des mtvn/ rrn