Ratusan mahasiswa KAMMI Riau dan BEM UIN Suska datangi dua kantor perkebunan HTI di Pekanbaru. Mereka meminta Presiden Jokowi umumkan nama dan tindak perusahaan pembakar lahan.
PEKANBARU (RRN) - Sedikitnya 300 pendemo dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Riau dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) menggelar aksi demonstrasi di dua kantor perusahaan HTI di Jalan Teuku Umar dan Jalan Mawar Pekanbaru, Rabu (28/10/15) pagi.
Mereka menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengumumkan nama nama perusahaan dan menindak tegas korporasi yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau.
"Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya secepatnya mengumumkan nama nama korporasi yang terbukti membakar hutan dan lahan. Jika tidak, ini bukti pemerintah telah 'berselingkuh' dengan perusahaan perusahaan nakal pembakar hutan lahan,'' tukas Zulfa Heri, salah satu orator dalam orasinya.
Selain menindak perusahaan atau korporasi pembakar lahan dan hutan, Presiden Jokowi juga didesak menetapkan kabut asap yang melanda wilayah Riau sejak tiga bulan terakhir sebagai bencana nasional.
Para pendemo menuding kabut asap merupakan bencananya yang direncanakan oleh perusahaan yang tak bertanggung jawab. Makanya, penegakan hukum harus diperkuat.
Terlepas soal itu, dalam aksi mereka di kantor salah satu perusahaan HTI di Jalan Teuku Umar, para pendemo menggelar aksi teaterikal dan ''menyegel' pintu gerbang kantor perusahaan tersebut dengan pita yang merupai ''garis polisi'.
Usai berdemo di kantor perusahaan HTI di Jalan Teuku Umar ini, para demonstans dari dua kelompok massa itu melanjutkan aksi mereka di Jalan Mawar, di bilangan Harapan Raya, yang dituding mereka juga ikut bertanggung jawab terhadap bencana kabut asap yang terjadi saat ini.
Dengan menggunakan ratusan kendaraan roda dua dan 2 unit mobil pick-up, ratusan mahasiswa itu berkonvoi menuju Jalan Mawar, untuk melanjutkan aksi serupa. (son/fn)