Australia Tahan Lima Orang Diduga Terlibat Penembakan Polisi

Administrator - Jumat, 09 Oktober 2015 - 15:17:54 wib
Australia Tahan Lima Orang Diduga Terlibat Penembakan Polisi
FOTO: cnnindonesia

JAKARTA (RRN) - Australia menahan lima orang yang diduga terlibat dalam insiden penembakan seorang akuntan kepolisian di depan markas kepolisian New South Wales pada Jumat (2/10) lalu.

Menurut kepolisian Australia, jenjang usia kelima pria tersebut berkisar antara 16 hingga 24 tahun. Mereka dibekuk di empat lokasi berbeda dalam operasi yang melibatkan 200 personel kepolisian pada pukul 06.00 waktu setempat.

Seperti dilansir awak media , pelaku utama yang menembak Curtis Cheng ini sudah tewas dalam baku tembak dengan polisi. Kelima orang yang ditangkap pada Rabu (7/10) ini akan diperiksa untuk meneliti keterlibatan mereka dalam penembakan ini.

Menurut Komisioner Kepolisian NSW, Andrew Scipione, departemen keamanan masih dirundung duka ketika investigasi dimulai pada Jumat lalu.
   
"Ini adalah hari-hari awal dan kami masih jauh dari gambaran jelas. Motivasi utama penembak masih menjadi misteri. Saya hanya dapat mengonfirmasi bahwa kami mengidentifikasi penembak berusia 15 tahun. Kami mengetahui bahwa ia memiliki latar belakang Irak-Kurdi dan lahir di Iran," katanya.

Pada Sabtu, Scipione mengatakan bahwa pihak kepolisian yakin bahwa insiden ini berkaitan dengan aksi terorisme.

Namun, Perdana Menteri Australia yang belum lama dilantik, Malcolm Turnbull, mengimbau masyarakat untuk tidak melontarkan fitnah kepada komunitas Muslim secara keseluruhan.

"Kita tidak dapat memfitnah atau menyalahkan seluruh komunitas Muslim atas aksi ini. Faktanya, sangat sangat kecil persentase kekerasan ekstremis secara individual," katanya.

Sejak ikut koalisi serangan udara di bawah komando Amerika Serikat melawan ISIS di Irak dan Suriah, Australia kerap dilanda aksi terorisme.

Pada September tahun lalu, seorang remaja menikam dua petugas kontra-terorisme di Melbourne. Pelaku akhirnya ditembak mati oleh polisi.

Desember tahun lalu, terjadi drama penyanderaan selama 16 jam di Kafe Lindt, Sydney, yang akhirnya menewaskan dua sandera. Pria bersenjata pelaku penyanderaan akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Sejak saat itu, Australia menaikkan tingkat ancaman serangan teroris. Namun, teror tetap menghantui Australia.

Pada Jumat (2/10), seorang bocah Inggris berusia 15 tahun dijatuhi hukuman seumur hiduplantaran merencanakan serangan dalam upacara perayaan berakhirnya Perang Dunia I di Australia. Perencanaan itu ia lakukan melalui jaringan internet dari dalam kamarnya di selatan Inggris.

Setelah motif anak tersebut terkuak, kepolisian Australia melakukan operasi penyelidikan besar-besaran di Melbourne. Mereka akhirnya menahan lima remaja yang merencanakan serangan terinspirasi ISIS di Melbourne.

Pihak berwenang memperkirakan sekitar 100 warga yang berdiam di Australia merupakan fasilitator dan pendukung ISIS. Sementara itu, setidaknya 70 warga Australia diduga hijrah ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS. (stu/stu/fn)