RadarRiau.net | Jakarta — Publik dikejutkan dengan beredarnya foto Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni yang tampak sedang bermain domino bersama Azis Wellang, seorang pengusaha yang berstatus tersangka dalam kasus pembalakan liar di Sulawesi.
Momen tersebut diduga terjadi di sebuah kediaman pribadi pada akhir pekan lalu, dan segera menuai kritik setelah foto-fotonya tersebar luas di media sosial.
Dugaan Konflik Kepentingan
Sejumlah aktivis lingkungan mempertanyakan sikap Menteri Kehutanan yang dianggap tidak etis. “Bagaimana mungkin seorang pejabat tinggi yang seharusnya menegakkan aturan kehutanan justru terlihat akrab dengan tersangka kasus kehutanan?” ujar Nur Hidayat, Direktur Eksekutif Forest Watch Indonesia (FWI), Minggu (6/9).
Nur menilai pertemuan tersebut bisa menimbulkan konflik kepentingan sekaligus merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam memberantas kejahatan kehutanan.
Rekam Jejak Kasus
Azis Wellang ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik pada awal Agustus 2025 atas dugaan keterlibatan dalam pembalakan liar di kawasan hutan lindung Sulawesi Tengah. Aktivitas ilegal itu disebut menyebabkan kerugian negara hingga Rp1,2 triliun serta merusak ribuan hektare kawasan hutan.
Meski telah berstatus tersangka, Azis hingga kini masih bebas dan belum ditahan. Kondisi ini semakin memicu kecurigaan publik adanya “perlakuan khusus” dari aparat penegak hukum.
Kritik dari DPR
Beberapa anggota DPR RI juga ikut menyoroti kasus ini. Anggota Komisi IV DPR, Sri Wulandari, meminta Presiden turun tangan memberikan penjelasan.
“Kalau benar Menteri Kehutanan bertemu dan bermain domino dengan tersangka, ini bukan sekadar persoalan etika, tapi menyangkut integritas pejabat publik. Presiden harus bertindak cepat agar kepercayaan publik tidak semakin merosot,” katanya.
Sampai berita ini diturunkan, Kementerian Kehutanan belum memberikan klarifikasi resmi terkait foto yang beredar. Tim komunikasi kementerian hanya menyampaikan singkat bahwa pihaknya “akan mengecek kebenaran informasi tersebut.”
Namun, diamnya pihak kementerian justru memicu spekulasi. Sejumlah pihak mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung turut mengawasi dugaan kedekatan pejabat dengan tersangka kasus lingkungan.
Isu ini kini ramai diperbincangkan warganet, banyak yang menilai peristiwa tersebut mencerminkan lemahnya komitmen pemberantasan kejahatan kehutanan. “Kalau pejabatnya saja terlihat dekat dengan tersangka, bagaimana mungkin rakyat percaya hukum ditegakkan?” tulis seorang pengguna media sosial di platform X.
Kasus ini diperkirakan akan terus menjadi sorotan, terutama karena menyangkut dua isu besar: pemberantasan kejahatan kehutanan dan integritas pejabat negara.
(red)