Erdogan Psimis Trump Damaikan Israel Palestina

Administrator - Jumat, 31 Januari 2020 - 13:37:14 wib
Erdogan Psimis Trump Damaikan Israel Palestina
Ilustrasi Masyarakat Israel dan Palestina. Foto: CNN

RADARRIAUNET.COM: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam rencana perdamaian Israel-Palestina yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (28/1). Erdogan menganggap rencana yang dinilai lebih memihak Israel itu "benar-benar tidak dapat diterima". Menurut dia, gagasan Trump tersebut tidak memberikan solusi apalagi perdamaian.

"Yerusalem adalah suci bagi umat Islam. Rencana untuk memberikan Yerusalem kepada Israel sama sekali tidak dapat diterima. Rencana ini mengabaikan hak-hak warga Palestina dan bertujuan melegitimasi pendudukan Israel," kata Erdogan disitat dari CNN Turki, Rabu (29/1).

Setelah hampir tiga tahun digodok, Trump akhirnya mengungkapkan proposal perdamaian Israel-Palestina gagasannya yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini'. Trump mengklaim kesepakatan yang ia buat itu memberikan win-win solution bagi Israel dan Palestina. Namun, secara garis besar, isi proposal perdamaian itu nampak lebih condong memihak Israel.

Dilansir AFP, dalam proposal Trump itu, AS menyatakan bahwa Yerusalem sepenuhnya akan menjadi ibu kota Israel. Sedangkan Palestina akan diberikan hak untuk mengelola Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya jika kelak sudah berbentuk negara.

Selain itu, proposal AS itu juga memberikan lampu hijau untuk mencaplok beberapa wilayah Tepi barat yang selama ini bagian dari Palestina. Trump juga berjanji akan menggalang dana investasi internasional sebesar US$50 miliar atau Rp682 triliun demi membangun Palestina versi baru.

Rencana Trump itu disambut baik oleh Israel, namun ditolak dan dicerca habis-habisan oleh Palestina hingga memicu demonstrasi besar di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Sementara itu, respons dari negara-negara Arab juga cukup berbeda. Yordania tetap mendukung kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara, di mana Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Dikutip dari New York Times, Kementerian Luar Negeri Yordania memperingatkan konsekuensi berbahaya dari langkah unilateral Israel seperti mencaplok sejumlah wilayah Palestina.

Di sisi lain, Arab Saudi mengapresiasi rencana Trump itu dan Uni Emirat Arab menganggap proposal damai buatan AS itu merupakan inisiatif serius untuk menyelesaikan banyak masalah di Timur Tengah selama bertahun-tahun.

 

RR/DRS/CNN