Laporan dari Turki

Krisis Kali Ini Mengulang Sejarah Dimulainya Perang Dunia II

Administrator - Selasa, 08 September 2015 - 12:14:19 wib
Krisis Kali Ini Mengulang Sejarah Dimulainya Perang Dunia II
FOTO:cnnindonesia

JAKARTA (RRN) - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu memperingatkan ancaman kekacauan dunia yang akan terjadi jika krisis ekonomi, kemanusiaan dan konflik akibat perubahan geopolitik masih terus terjadi. Dia mengatakan, berdasarkan sejarah, hal inilah yang memicu pecahnya Perang Dunia II.

Dalam pidatonya pada Konferensi B20 -forum bisnis dalam rangkaian G20- di Ankara, Jumat (4/9), Davutoglu mengatakan, 25 tahun setelah Perang Dingin ada tiga tantangan besar yang dihadapi dunia. Tantangan ini dijulukinya sebagai
"gempa bumi."

Tantangan pertama adalah perubahan geopolitik pada tahun 1990-an yang memicu terintegrasinya Eropa menjadi pasar tunggal dalam Uni Eropa. "Perekonomian dunia sangat booming, Uni Eropa mengintegrasi Eropa menjadi pasar tunggal. Ada tantangan geopolitik di masa ini, ini adalah era perkembangan," kata Davutoglu.

Tantangan kedua adalah terorisme, perubahan geopolitik, dan konfrontasi pasca serangan teroris 9/11 di Amerika Serikat. Pengaruh dalam serangan itu masih terasa hingga kini, menggetarkan seluruh sendi perekonomian, tidak hanya nasional tapi juga global.

"Meningkatnya angka pengangguran, pemerintahan yang tidak stabil hingga krisis Eropa. Walau saat ini ada pemulihan, jangan berpikir bahwa 'gempa susulan' krisis ini akan berakhir," lanjut dia.
•    
Tantangan selanjutnya adalah konfrontasi ideologi, agama, ras dan ketegangan geopolitik yang menjadi ancaman besar bagi dunia. Dia menegaskan, tantangan ini jika tidak ditangani akan kembali mengulang sejarah kelam dunia.

"Saya memperingatkan kita jangan lupa bahwa Perang Dunia II terjadi setelah krisis ekonomi pada tahun 1929 dan ketegangan geopolitik dan ideologi. Jika ketegangan geopolitik, penurunan ekonomi dan konfrontasi ideologi masih terus
terjadi, kita harus waspada dan bertindak tepat waktu jika tidak ingin terjadi skenario yang buruk," tegas dia.

Untuk itu dia mengajak negara-negara G20 untuk bersatu mencegah hal tersebut. Salah satunya yang konkret adalah mengurangi angka pengangguran di kalangan pemuda, yang menurut Davutoglu adalah penyumbang utama ketidakstabilan global. Selain itu, lanjut dia, pemuda yang menganggur juga bisa memunculkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah akar dari terorisme.

"Kita harus menjadikan G20 sebagai landasan resolusi krisis. Apa yang kita butuhkan saat ini adalah integrasi dan terkoordinasi," tegas dia. (pit/fn)