Rupiah Masih Tertekan

Administrator - Kamis, 02 Mei 2019 - 15:27:55 wib
Rupiah Masih Tertekan
Ilustrasi. medcom.id pic

Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak melemah. Kendati demikian gerak mata uang Garuda lebih cerah dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Penguatan dolar Amerika memberi sentimen negatif terhadap pergerakan rupiah di sesi pembukaan pagi ini. Di sisi lain, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terpantau melemah.

Disitat medcom.id, Kamis (2/5/2019), rupiah bergerak melemah 44 poin atau setara 0,31 persen ke posisi Rp14.212 per USD. Pada saat pembukaan perdagangan, rupiah sempat berada di level Rp14.206 per USD.

Sementara itu mencatat data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.225 per USD. Rupiah tercatat melemah hingga mencapai 20 poin atau setara 0,1404 persen.


Namun demikian gerak IHSG tertahan 30,636 poin atau setara 0,475 persen ke posisi 6.424. Volume perdagangan saham dibuka sebanyak 1,6 miliar lembar senilai Rp1,02 triliun. Sebanyak 101 saham menguat, 157 saham melemah, 114 saham stagnan, serta frekuensi tercatat sebanyak 59.518 kali.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan Gubernur The Fed Jerome Powell sudah menekankan dalam pidatonya meskipun The Fed mendapatkan tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk memangkas suku bunga, The Fed meyakini bahwa inflasi akan pulih dan ekonomi akan cukup kuat.

Pernyataan tersebut pun diprediksi membuat indeks cenderung melemah dengan pergerakan di kisaran 6.430-6.470.


Komite Pasar Terbuka Federal, cabang pembuat kebijakan The Fed, mempertahankan kisaran target untuk suku bunga acuannya pada 2,25 persen hingga 2,5 persen, menurut sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu.

The Fed mencatat bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi naik pada tingkat yang solid sejak Maret. Sementara pertumbuhan belanja rumah tangga dan investasi tetap bisnis melambat pada kuartal pertama.

Bank sentral akan bersabar dengan penyesuaian tingkat suku bunga federal fund selanjutnya, sehubungan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta tekanan inflasi yang diredam.


RRN/Mdc