Jakarta: Presiden Jokowi menyatakan bangga terhadap petani terhadap petani jagung Gorontalo karena produksi komoditas itu direncanakan meroket menjadi 1,7 juta ton dari sebelumnya 650 ribu ton.
"Sebelumnya produksi jagung petani Gorontalo hanya 650 ribu ton, sekarang sudah bisa ditargetkan 1,7 juta ton. Peningkatan yang banyak sekali," kata Jokowi di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, seperti sitat CNN Indonesia, Jumat (1/3/2019).
Dia mengharapkan produksi jagung per hektare bisa mencapai 10 ton dari sebelumnya 8-9 ton per hektare. Dalam kesempatan itu, Jokowi berdialog dengan sekitar 4 ribu petani jagung.
Di lokasi itu, Jokowi juga disambut hamparan jagung siap panen seluas 1.392 hektare di perbukitan. Di lokasi itu diketahui menghasilkan jagung 1,5 juta ton, dan ekspor 113 ribu ton.
Dia berkomitmen untuk menyejahterakan para petani dengan pembangunan bendungan Bulango Ulu senilai Rp2,3 triliun, untuk menjaga pasokan air.
Presiden menyatakan bangga karena produksi petani jagung nasional kini mampu menekan impor dari 3,2 juta ton pada 2014 lalu, bahkan sudah bisa ekspor di 2018 sebanyak 380 ribu ton.
"Sudah menjadi hukum ekonomi, jika produksi petani melimpah harga akan turun. Karena itu untuk menstabilkan harga kita dorong ekspor," ujar Jokowi.
Data Kementerian Pertanian menunjukkan produksi jagung nasional menunjukkan peningkatan, dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada 2015 misalnya, produksi jagung nasional mencapai 19,61 juta ton dan naik menjadi 23,58 juta ton di tahun berikutnya. Lalu, naik menjadi 28,92 juta ton pada 2017, dan tembus 30 juta ton pada 2018.
Lumbung Nasional
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa target produksi nasional pada tahun ini mencapai 33 juta ton, dan ekspor diharapkan sebesar 500 ribu ton.
"Target sebesar itu akan maksimalkan di lumbung jagung nasional seperti Jawa Timut, NTB, Lampung, Sumatera Selatan, termasuk Gorontalo. Selain ditarget akan produksi 1,7 juta ton, tahun ini Gorontalo juga didorong untuk ekspor sebesar 150 ribu ton," ungkap Amran.
Amran juga mengungkapkan bahwa program yang selama ini sudah dijalankan akan tetap dimaksimalkan, seperti intensifikasi lahan dengan benih unggul gratis agar produktivitas lebih baik. Selain itu, ada pula ekstensifikasi lahan atau perluasan lahan termasuk sistem tumpang sari, dan modernisasi pertanian dengan memanfaatkan alat mesin pertanian.
RRN/CNNI