PEKANBARU (RRN) - Untuk mengevaluasi dan langkah ke depan dalam menghadapi Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) di Riau, Pemerintah Provinsi Riau menggelar rapat koordinasi dan evaluasi siaga darurat penanggulangan bencana asap akibat kebakaran Hutan dan lahan di Provinsi Riau, Kamis (27/8/2015) di Posko Karhutla di Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru.
Rapat yang dihadiri, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dipimpin oleh ketua Satgas Karhutla Danrem 031 WB Nurhendi. Selain itu, hadir, Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru Marsekal Pertama Hendri Alfiandi, Karo Ops Polda Riau, Bupati Kampar dan perwakilan dari Siak, Pelalawan serta Rokan Hilir.
Dalam pemaparannya, Danrem 031 WB Nurhendi mengatakan kegiatan yang akan dilakukan hari ini adalah untuk mengevaluasi dan langkah ke depan .Pasalnya hampir 90 persen kabut asap di Riau kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi akibat tiupan arah angin yang bertiup dari arah Tenggara menuju ke Timur sehingga Riau akan tetap di selimuti kabut Asap. "Untuk Kota Pekanbaru di Kecamatan Air Hitam itu ada 3 titik api. Meranti ada 20 titik api. Siak ada 2 titik Api yang masih ada. Kampar ada 1 titik Api dikubang raya dan 2 titik asap di Rimbo panjang dan pantai cermin. Rohil ada 8 titik Api yang Aktif serta titik Asap sebanyak 80. 165 titik Api dan asap yang ada Riau sudah dapat dipadamkan. Kita Satgas Riau terus bekerja keras dengan Niat untuk menghilangkan Kebakaran Lahan dan Hutan menggunakan water boming,"ujar ketua Satgas Karhutla Danrem 031 WB Nurhendi.
Sementara itu Plt Gubernur Riau dalam paparanya mengatakan setiap hari Satgas gabungan melakukan pemadaman titik api baik itu yang di darat maupun di udara sehingga membuat hasil yang cukup berhasil. "Alhamdulillah Provinsi Riau yang saat ini sudah dapat diatasi karhutla yang ada di Riau ini,"kata PL Gubri dalam paparannya.
Sementara status siaga darurat di Riau tetap diperpanjang sebagai upaya antisipasi kemungkinan masih terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seperti diketahui status siaga ini berakhir pada Agustus ini dan kembali diperpanjang sampai akhir September 2015. "Tadi pagi kita sudah melakukan rapat koordinasi dan banyak masukan-masukan dari seluruh intansi terkait teknis-teknis. Jadi, berdasarkan koordinasi tersebut kita harus memperpanjang status siaga ini sampai akhir September," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger, Kamis (27/8/2015).
Menurutnya hot spot di Riau memang berkurang. Akan tetapi kemungkinan bisa bertambah seiring cuaca yang masih panas. Terlebih lagi asap kiriman dari provinsi tetangga juga masih banyak. "Meskipun hot spot sudah berkurang di tempat kita ini, tapi kita kan tetap dapat kiriman dari provinsi tetangga karena memang penangganan di Provinsi Riau belum seperti kita. Jadi memang tidak ada salahnya kalau status siaga ini diperpanjang," lanjutnya.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau ini BPBD Riau terus meningkatkan upaya dalam menangani Karhutla dengan berkoordinasi dengan intansi terkait. "Kita tadi diperpanjang dan ini juga sesuai dengan arahan Plt Gubri. Kemudian kami sendiri dari BPBD tindakan kita tetap melaksanakan bahkan kita terus meningkatkan upaya dan kinerja kita," lanjutnya.
Tiga Kecamatan di Pelalawan Liburkan Sekolah Karena Asap
Kabut Asap di Kabupaten Pelalawan semakin hari semakin parah saja intensitasnya. Akibatnya, 3 Kecamatan di Kabupaten Pelalawan yakni Bunut, Bandar Petalangan dan Pangkalan Kuras terpaksa meliburkan siswanya dari Tingkat TK hingga SMA selama 2 hari yang dimulai dari Kamis ini sampai Jumat besok (27-28/8).
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pelalawan Syafruddin, MM melalui Kabid Kurikulum Salbiah,S.Pd pada media ini, Kamis (27/8/2015). Menurutnya, diliburkannya siswa diawali dengan laporan UPTD Disdik di 3 Kecamatan atas laporan seluruh sekolah yang kemudian dikoordinasikan ke Dinas Kesehatan. "Kemudian berbagai hasil koordinasi dan komunikasi tersebut disampaikan ke Dinas Pendidikan," ujarnya.
Dikatakan Salbiah, memang libur sekolah akibat kabut asap sifatnya situasional. Artinya, jika kabut asap sudah sangat mengganggu proses belajar-mengajar dan mengancam kesehatan anak didik maka bisa saja diliburkan. "Memang libur sekolahnya hanya dua hari hingga besok dan masuk kembali hari Sabtu. Namun jika masih kabut asap maka Sabtu-nya juga diliburkan," ungkapnya.
Ditambahkannya, dirinya berpesan kepada siswa di 3 kecamatan yang diliburkan untuk mengulang pelajaran di rumah dan tidak banyak keluar rumah. Meskipun libur siswa diminta untuk tetap belajar dan mengulang pelajaran di rumah. "Orang tua diminta untuk berperan aktif dan aktifitas siswa dikurangi di luar rumah," tutupnya. (teu/rpg/hrc)