Paspampres Ditembak Pemberontak, Duterte Ancam Batal Berdamai

Administrator - Rabu, 19 Juli 2017 - 21:22:27 wib
Paspampres Ditembak Pemberontak, Duterte Ancam Batal Berdamai
Presiden Filipina mengancam akan mengakhiri perundingan damai dengan pemberontak komunis setelah empat pengawalnya diduga ditembak oleh kelompok tersebut. REUTERS Pic/Erik De Castro/Cnni
Jakarta: Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan mengakhiri perundingan damai dengan pemberontak komunis setelah kelompok itu diduga menembak empat pengawalnya di Mindanao, Rabu (19/7).
 
"Presiden mengarahkan panel pemerintah untuk tidak melanjutkan perundingan damai formal kecuali jika pemberontak sayap kiri setuju untuk menghentikan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah di Mindanao," bunyi pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan.
 
Sekelompok orang yang diduga anggota kelompok pemberontak itu tiba-tiba melepaskan tembakan ke arah konvoi paspamres Duterte saat melintas di jalan raya Mindanao. Saat itu, Duterte tidak ikut dalam rombongan tersebut. 
 
Pemerintah menuding Tentara Rakyat Baru, kelompok Partai Komunis Filipina yang beranggota 4.000 pasukan, sebagai pelaku penyerangan.
 
Insiden terbaru ini terjadi sementara pasukan pemerintah berperang melawan militan Maute di Marawi, Mindanao, sejak 23 Mei lalu.
 
Partai komunis diduga meminta angkatan bersenjatanya melancarkan serangan untuk merespons rencana Duterte memperpanjang darurat militer hingga akhir 2017.
 
"Ini adalah bagian dari seruan mereka kepada kelompok bersenjata untuk menentang darurat militer, salah satunya dengan menyerang pasukan pemerintah," tutur Brigadir Jenderal Gilberto Gapay, seorang pejabat militer senior di Mindanao, diberitakan AFP.
 
Tentara Rakyat Baru merupakan gerakan pemberontak paling tua di Asia. Pemberontakan komunis yang dimulai pada 1968 lalu di Filipina dilaporkan telah menewaskan setidaknya 30.000 orang.
 
Perundingan damai antara pemberontak komunis dan pemerintah telah berjalan sejak Duterte menjabar sebagai presiden pada pertengahan tahun lalu.
 
Kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata, meski tidak berlangsung lama.
 
Pada Mei lalu, Duterte menangguhkan pembicaraan damai formal dengan kelompok tersebut, setelah kedua pihak gagal menyelesaikan perselisihan dan pemberontak komunis semakin meningkatkan serangannya.
 
Sebagai upaya mengakhiri kebuntuan, Duterte berencana mengirimkan negosiator untuk kembali membahas kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
 
Namun, sebelumnya pemerintah memperingatkan kelompok itu harus bisa mempertahankan komitmennya dan "mengakhiri segala operasi pemerasan serta perlawanan terhadap militer dan polisi Filipina".
 
Cnni/aal/RRN