RADARRIAUNET.COM: Acap-acap di tepi laut, Buaya ganas melintang kuala; Sebelum ajal berpantang maut, Takkan Melayu hilang di dunia.
Tanah Melayu atau dahulu dikenal dengan nama Bumi Melayu yang terpahat pada Prasasti Padang Roco tahun 1286 dipahatkan Swarnabhumi dalam bahasa sanksekerta berarti "Tanah Emas" dan Bhumi Melayu (Tanah Melayu) untuk menyebut Pulau Sumatra. Provinsi Riau yang berada di Pulau Sumatra yang sering juga disebut Bumi Lancang Kuning sejarahnya tak terlepas dari Kejayaan Kerajaan yang telah lama berdiri di Bumi Melayu ini
Adat menyuluh sarang lebah, Kalau berisi tidak bersambang, Adat penuh tidak melimpah,
Kalau berisi tidaklah kurang, Padat tembaga jangan dituang, Kalau dituang melepuh jari, Adat lembaga jangan dibuang, Kalau dibuang binasa negeri.
Dalam budaya Melayu, ungkapan memegang peranan penting karena bentuk sastra ini lazim mengandung nilai-nilai nasihat dan tunjuk ajar yang kental dan bernas. Ungkapan-ungkapan dalam seni budaya Melayu biasanya dijalin dengan bahasa yang indah dan sarat dengan makna serta simbol.
Ungkapan-ungkapan tersebut dapat dituangkan dalam salah satunya berbentuk pantun, syair dan gurindam. Gurindam yaitu bentuk puisi lama yang terdiri dari dua baris, dengan bunyi akhir yang sama. Jadi semacam syair dua bait. Gurindam yang paling terkenal tentu saja Gurindam Dua Belas, karangan Raja Ali Haji, sastrawan Melayu terkemuka yang melegenda sepanjang zaman.
Raja Ali Haji mengatakan bahwa gurindam yaitu perkataan yang bersajak juga pada akhirnya pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja; jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab. Gurindam 12 ini lebih banyak bertemakan nasehat dalam bidang agama dan tata pergaualan masyarakat. Berikut ini beberapa penggalan dari Gurindam 12, yaitu dikutip dari Gurindam ke 8. Begitu juga hal dengan syair dan pantun biasanya digunakan sewaktu ada acara pernikahan dan acara2 tertentu bagi masyarakat Riau, Gurindam, Syair dan pantun adalah symbol kebanggaan bagi kebudayaan Riau.
Ini Gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Pada kondisi kekinian Provinsi Riau sudah jauh berkembang baik perekonomian tingkat kesejahteraan masyarakatnya maupun perkembangn seni budaya yang masih tetap dipertahankan untuk menunjang kepariwisataan. Dalam Visi Riau 2020 dinyatakan bahwa terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis, Sejahtera Lahir dan Batin, di Asia Tenggara tahun 2020, dengan demikian jelas bahwa disetiap denyut nadi pertumbuhan Provinsi Riau Kebudayaan Melayu menjadi pusat perhatian pemerintah dalam membentuk kepribadian masyarakatnya yang agamis dan berbudaya.
Setakat ini Pemerintah Pusat bersinergi dengan Pemerintahan Daerah untuk menyiapkan Destinasi Pariwisata. Pulau Rupat yang berada di Propinsi Riau terpilih untuk sebagai salah satu dari 10 Destinasi Existing Indonesia, Kebersihan dan putihnya pasir ditepian Pantai Rupat menjadi nilai jual yang mewakili Riau dimata Nasional.
Untuk pengembangan berbagai macam jenis wisata yang telah ada seperti wisata bahari, ekowisata, wisata pertualangan, wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan kuliner Pemerintah Daerah sangat mendukung destinasi-destinasi baru sebagai tujuan wisata baru yang akan diamsukkan ke dalam agenda perjalanan wisata Riau nantinya.
Air Terjun Lubuk Bigau. Terletak di Desa Lubuk Bigau Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar, air terjun masih asri dan perawan sangat alami. Dapat ditempuh mobil Berfour Wheel Drive selama 2 jam dari ibu kota kecamatan dan 3 jam berjalan kaki untuk mencapai lokasi air terjun. Air yang jatuh dari sungai diatas bukit mengalir ke bawah diatas batuan-batuan gunung yang keras terukur sepanjang 200 meter. Kampar negri yang elok ini juga kaya akan makanan khas Kampar diantaranya Lopek Bugih, Ikan Patin, Lemang srikayo jika berjalan-jalan ke daerah ini cobalah makanan khas Kampar yang sudah diturunkan turun temurun.
Tradisi Bakar Tongkang. Ini merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat keturunan Etnis Tionghoa yang tinggal dan berasal dari daerah Bagansiapiapi Kabupten Rokan Hilir. Pesta Rakyat ini dilaksanakan pada Bulan Juni setiap tahunnya. Makanan Khas Rohil antara lain Saak Toung,Rendang Kerang,Es Kolding, Dendoam, Kekaeh dan lain-lain.
Kabupaten Pelalawan alamnya menyiapakan wisata yang cukup menantang. Untuk menguji adrenalin mungkin suatu hal tidak biasa tapi tidak buat sebagian orang selalu ingin mencoba tantangan baru, seperti wisatawan mancanegara yang sudah ketagihan dengan Ombak Tujuh Hantu alias Bono di Muara Sungai Kampar disebut Bono Jantan karena besarnya gelombang disini dan Muara Sungai Rokan Bono Betina karena gelombongnya berukuran kecil. Makanan khas Pelalawan Sambal Koboi, Gulai Pabotok, Pindang Labu, Kiabu Paku,Bubur Sukoi.
Istana Siak Sri Indrapura. Kabupaten Siak berjarak 94 Km dari Pekanbaru bias ditempuh dengan perjalan darat memakan waktu sekitar 3 jam. Wisata sejarah di kota Siak ini seakan kita dibawa ke lorong waktu jauh pada saat kejayaan kerjaan Sultan Siak, Istana Matahari Timur " atau disebut juga Asserayah Hasyimiah dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman. Makanan Khas asal Siak Kue Timbul, Air Raja Bejanggo, Kue Asidah, Bubur Asyura Siak, Ayam berempah dan banyak lagi kuliner Siak yang perlu kita lestarikan adanya.
Kekayaan alam, seni, budaya, kuliner dan peninggalan sejarah yang menjadi asset Riau dimasa ini dan mendatang dapat menjadi modal Riau dalam mendukung pariwisata yang berbasis Budaya.
Riau Negeri Elok yang sebagian berada didalam Pulau Sumatra dan sebagian berada di perairan Selat Malaka ini merupakan Pintu Gerbang Indonesia untuk dapat diperkenalkan kepada dunia luar akan keberagaman dan nilai-nilai ketimuran yang tetap terjaga.
Tuanku tambusai harimau Rokan, Gurindam 12 raja alihaji, Mari beriring kita berjalan
Menuju negeri yang diimpikan.
Adv/Rgc/rrn