RADARRIAUNET.COM - Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye menyampaikan permohonan maaf langka kepada rakyatnya. Permohonan maaf ini Presiden Park ketahuan menunjukkan draf pidato-pidato pentingnya kepada teman dekatnya, sebelum membacakannya ke publik.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (25/10/2016), hal ini berawal ketika jaringan televisi Korsel, JTBC, melaporkan pada Senin (24/10) malam bahwa sebagian besar draf pidato Presiden Park dari tahun 2012 hingga awal tahun 2014 ditemukan di komputer yang digunakan seorang teman wanitanya, Choi Soon-sil.
Draf pidato itu diterima oleh komputer Choi selang beberapa jam hingga beberapa hari sebelum Presiden Park membacakan pidatonya ke publik.
Beberapa minggu terakhir, media-media Korsel ramai memberitakan tudingan bahwa Choi memiliki pengaruh tidak pantas terhadap Presiden Park. Choi juga dituding memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Park untuk menguntungkan keluarga serta mitra-mitra bisnisnya.
Dalam pernyataannya yang disampaikan di istana kepresidenan Korsel atau Blue House, pada Selasa (25/10) waktu setempat, Presiden Park mengakui dirinya menerima saran dari Choi pada awal-awal masa menjabat. Saran itu terkait bagaimana dirinya menyampaikan gagasan. Namun Presiden Park menyebut dirinya telah berhenti meminta saran dari Choi, begitu kantornya memiliki staf secara penuh.
"Saya melakukannya dengan niat tulus agar lebih cermat dalam memandang segala sesuatu, tapi apapun niatnya, saya meminta maaf karena telah memicu kekhawatiran banyak orang dan memicu ketakutan dan sakit hati," ucap Presiden Park sembari membungkuk dalam ke arah publik.
Laporan soal draf pidato Presiden Park itu muncul setelah presiden wanita pertama Korsel itu mengajukan amandemen konsitusional untuk mengizinkan presiden menjabat lebih dari satu periode atau membentuk sistem parlementer. Namun pemberitaan soal Choi memiliki akses pada pidato maupun keputusan pribadi Presiden Park lebih mendominasi pemberitaan di Korsel.
Kontroversi itu membuat kelompok oposisi dalam parlemen Korsel mempertanyakan motif sebenarnya Presiden Park dalam mengajukan amandemen Konstitusi negara tersebut. Meskipun Partai Saenuri yang menaungi Presiden Park menyambut baik pengajuan amandemen itu.
Selama ini, setiap presiden Korsel dilarang untuk menjabat lebih dari satu periode, yang berlangsung selama 5 tahun. Presiden Park yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2018 mendatang, akhir-akhir ini memiliki level dukungan publik terendah sejak dirinya menjabat pada tahun 2013 lalu.
Sementara itu, sosok Choi terlihat dalam sejumlah foto Presiden Park sejak tahun 1979, saat Presiden Park yang merupakan putri tertua mendiang Presiden Korsel Park Chung-hee, mendampingi ayahnya untuk menggantikan ibundanya yang tewas terbunuh 5 tahun sebelumnya. Park Chung-hee tewas dibunuh pada tahun 1979 dan saat itu Presiden Park menyebut Choi sebagai temannya yang selalu ada dalam masa-masa sulit.
dtc/fn/radarriaunet.com