AS Terus Bujuk Indonesia untuk Bergabung dengan TPP

Administrator - Jumat, 21 Oktober 2016 - 14:07:25 wib
AS Terus Bujuk Indonesia untuk Bergabung dengan TPP
Ratifikasi TPP akan menjadi salah satu prioritas utama Presiden AS Barack Obama di akhir masa jabatannya. cnn

RADARRIAUNET.COM - Pemerintah Amerika Serikat terus mendorong Indonesia untuk bergabung dalam kesepakatan perdagangan bebas Asia Pasifik atau Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Menurut AS, bergabung dengan TPP akan memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia.

“Kami berharap negara Asia Pasifik lainnya yang belum bergabung seperti Indonesia bisa melihat banyaknya kesempatan ekonomi dan mau menyatakan keinginannya untuk bergabung,” kata Deputi Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Asia Tenggara W. Patrick Murphy saat berbicara di Jakarta, Kamis (20/10).

Menurut Murphy, Indonesia merupakan negara penting bagi AS dan dinilai strategis di kawasan sehingga keanggotaan di TPP akan memperbesar potensi perdagangan ekonomi di kawasan.

Menurut Murphy, TPP merupakan model kesepakatan perdagangan abad 21 yang menguntungan. Dia mengatakan, Presiden Barack Obama menjadikan ratifikasi TPP sebagai prioritas di akhir masa jabatannya.

“Ratifikasi TPP merupakan salah satu prioritas pemerintahan Obama di akhir-akhir masa jabatannya. Walaupun terlihat singkat, waktu yang tersisa untuk memaksimalkan progress ratifikasi dengan legislatif sebenarnya cukup panjang,” ujar Murphy di Jakarta, Kamis (20/10).

Murphy berujar, perundingan terkait pembentukan TPP sudah berlangsung sejak 2008, namun penandatangan draft persetujuan 12 negara pelopor baru berlangsung Oktober 2015 silam. Negara itu yakni Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, AS, dan Vietnam.

Ke-12 negara pelopor itu merepresentasikan 40 persen dari total GDP dunia. Hal ini, tutur Murphy, tentu saja mengantarkan banyak kesempatan yang dapat meningkatkan ekonomi dan perdagangan kawasan.

“Sejauh ini ada improvisasi baru dari TPP seperti penanganan permasalahan hak buruh, standar lingkungan, perdagangan adil, mekanisme sengketa perdagangan, dan yang terpenting adalah perdagangan antar negara anggota TPP,” kata Murphy.

Mengancam produk dalam negeri
Indonesia melalui pernyataan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Washington Oktober 2015 lalu telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan TPP. Namun, Indonesia masih ragu dan belum berani memutuskan untuk bergabung dengan blok perdagangan bebas ini.

Ketika sudah dapat diimplementasikan, TPP akan meminimalisir hambatan perdagangan salah satunya dengan menghapuskan tarif perdagangan di negara anggota. TPP mengatur agar negara anggota memangkas tarifnya hingga 0 persen secara bertahap untuk 11.000 komoditas.

Hal ini tentu menjadi keuntungan bagi produk Indonesia. Namun di satu sisi, Indonesia juga harus membuka pasar bagi produk negara anggota lainnya.

Jika produk Indonesia belum bisa bersaing, ditakutkan negara ini hanya akan menjadi pasar bagi produk-produk negara lain. Industri dalam negeri pun sangat mungkin menjadi korban karena kalah dalam persaingan dengan barang-barang impor ketika TPP diberlakukan.

Kementerian Perindustrian Indonesia Februari lalu memperkirakan negara ini baru akan siap menjadi anggota TPP paling cepat pada tahun 2022.

Mekanisme TPP sendiri diprediksi baru berjalan paling cepat 2017 mendatang. Mekanisme blok perdagangan bebas ini sudah bisa berjalan ketika sebagian besar negara yang bergabung sudah meratifikasi dan merepresentasikan sekitar 85 persen total GDP 12 negara pelopor.

“Karena itu tugas kami sebagai 12 negara pelopor TPP yakni mempercepat proses ratifikasi sebagai bentuk endorsement dan komitmen kami kepada negara yang kemungkinan akan bergabung TPP pada masa datang,” tutur Murphy.


cnn/radarriraunet.com