Panglima Minta Maaf Atas Aksi Kekerasan Prajurit di Madiun

Administrator - Rabu, 05 Oktober 2016 - 13:47:24 wib
Panglima Minta Maaf Atas Aksi Kekerasan Prajurit di Madiun
Panglima TNI Gatot Nurmantyo meminta maaf atas penganiayaan yang dilakukan anak buahnya pada jurnalis di Madiun. cnn
RADARRIAUNET.COM - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta maaf atas tindakan kekerasan yang dilakukan oknum anggota tentara terhadap wartawan di Madiun, Jawa Timur. Dia mengatakan, masyarakat adalah ibu kandung TNI yang seharusnya dilindungi. 
 
"Saya mohon maaf masih ada prajurit-prajurit saya yang berbuat menyakiti dan membuat rakyat tercederai," kata Gatot di Jakarta, Selasa (4/10).
 
Gatot berjanji akan mengusut kasus itu. Dia juga meminta masyarakat untuk ikut mengawasi proses hukum yang dijalankan. "Yakinlah, awasi pasti akan diproses secara hukum," kata Gatot.
 
Kejadian pemukulan oknum TNI kepada wartawan Net TV, Sony Misdananto, terjadi pada Minggu (2/10). Dia menjadi korban kekerasan TNI Batalyon Infanteri Para Raider 501 di Madiun. Para prajurit dari kesatuan tersebut memukuli Sony yang tengah menjalankan kerja jurnalistik. Kameranya juga ikut dirusak tentara.
 
Kejadian itu bermula ketika Sony dalam perjalan menuju Madiun sedang meneduh di tengah jalan karena diguyur hujan deras. Di jalan Raya Madiun Ponorogo, Sony menepi bersama temannya. Di sekitar lokasi, sejumlah aparat gabungan TNI dan Polri tampak berjaga mengamankan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam atau malam satu suro. 
 
Tak lama kemudian muncul konvoi kendaraan anggota perguruan silat. Salah satu pengendara iring-iringan itu menabrak kendaraan pengguna jalan yang berhenti di lampu merah.
 
Saat itulah Sony langsung merekam kejadian itu untuk laporan jurnalistiknya. Anggota TNI Yonif Para Raider 501 di Madiun terlihat menertibkan peserta konvoi yang terlibat kecelakaan tersebut.
 
Namun di tengah peliputan, tiba-tiba sejumlah anggota TNI mendatangi Sony dan menginterogasinya. Sony menyampaikan identitasnya sebagai kontributor Net TV. Petugas justru membawa Sony ke pos penjagaan dan menginterogasi. Kamera miliknya diambil, memori card yang berisi rekaman pun dirusak.
 
Di pos itu, sejumlah anggota TNI tiba-tiba masuk lalu langsung menghajar Sony. Kepalanya dipukul menggunakan besi, pipi kirinya ditonjok, badannya dihantam dengan tendangan lutut. Ada pula oknum tentara yang meminta KTP Sony dan mengancam agar dirinya tidak memberitakan kejadian tersebut.
 
Gatot membantah jika ada anggotanya yang melarang Sony untuk pulang saat dibawa ke pos. Menurut Gatot, Sony sedang diminta keterangannya oleh petugas Detasemen Polisi Militer untuk membuktikan bekas pukulan yang dialaminya.
 
"Dimintai keterangan, sekarang dia kan sebagai saksi di Denpom, diminta untuk melihat mana yang dipukulnya, apa yang dipukul untuk menguatkan," kata Gatot. 
 
 
cnn/radarriaunet.com