RADARRIAUNET.COM - Kementerian Pertahanan Taiwan meminta Google untuk mengaburkan citra satelit yang disebut para ahli menunjukkan adanya instalasi militer baru di Itu Aba, salah satu daerah sengketa di Laut China Selatan.
"Atas alasan melindungi rahasia dan keamanan militer, kami meminta Google untuk mengaburkan citra fasilitas militer yang penting," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Chen Ching-chi, Rabu (21/9), setelah media lokal melansir citra satelit dari Itu Aba.
Seperti dilansir Reuters, citra yang terlihat dalam Google Earth memperlihatkan empat struktur bercabang tiga terbentang membentuk setengah lingkaran di dekat barat laut garis pantai Itu Aba. Terdaftar sebagai wilayah Taiwan, Itu Aba juga diklaim oleh China, Filipina, dan Vietnam.
Fasilitas itu terletak berseberangan dengan landasan udara dan pelabuhan yang baru dibangun. Pelabuhan itu diperkirakan dapat dijadikan tempat bersandar untuk kapal pengawas seberat 3.000 ton.
Kementerian Pertahanan dan Badan Pengawas Laut Taiwan yang mengawasai Itu Aba secara langsung mengatakan bahwa detail struktur itu rahasia.
Para ahli pertahanan di Taiwan mengatakan bahwa jika dilihat dari struktur dan tata ruangnya yang berbentuk setengah lingkaran, fasilitas itu kemungkinan berkaitan dengan militer dan bisa jadi bagian dari landasan artileri.
"Saya pikir, ini pasti untuk tujuan militer, tapi saya tidak bisa mengatakan apakah untuk pertahanan, penyerangan, atau pemantauan," ucap mantan penasihat pemerintahan yang kerap datang ke Itu Aba, Dustin Wang.
Pembangunan yang terkait dengan militer semacam ini dianggap dapat meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. Sebelumnya, China dihujani kecaman karena pembangunan dan militerisasi di Kepulauan Spratly di kawasan Laut China Selatan yang menjadi sengketa.
Amerika Serikat pun mengirimkan kapal perangnya ke dekat Kepulauan Spratly dengan dalih kebebasan berlayar di perairan internasional.
Ketegangan memuncak ketika China menolak hasil putusan Pengadilan Tetap Arbitrase mengenai Laut China Selatan.
Filipina mengajukan tuntutan untuk mempertanyakan klaim China atas 90 persen perairan Laut China Selatan yang juga tumpang tindih dengan wilayah Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Taiwan.
Meskipun hasilnya dimenangkan oleh Filipina, China tetap menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, itu.
cnn/fn/radarriaunet.com