Menelusuri aneka bangunan tua Tionghoa di Jakarta

Administrator - Sabtu, 10 September 2016 - 15:27:41 wib
Menelusuri aneka bangunan tua Tionghoa di Jakarta
Gereja Santa Maria de Fatima. bgi

RADARRIAUNET.COM - Etnis Tionghoa tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia. Menurut situs Tionghoa, warga Tionghoa yang berasal dari daratan Asia diterima dengan baik oleh penduduk Nusantara karena mereka mudah berbaur.

Tidak heran jika kemudian ditemukan banyak kawasan perkampungan Tionghoa atau yang biasa disebut sebagai kawasan pecinan.

Selain Jakarta, pecinan juga ada di Bandung, Semarang, Lasem, Magelang, Makassar, Manado dan kota-kota lainnya di Indonesia.

Inilah beberapa bangunan tua dan bersejarah peninggalan etnis Tionghoa yang berlokasi di Jakarta masih bisa Anda kunjungi.

Gereja Santa Maria de Fatima
Gereja Santa Maria de Fatima adalah sebuah rumah ibadah Katolik di Jakarta. Gedung yang terletak di Jalan Kemenangan III no 47, Glodok ini dibangun dengan gaya arsitektur Tionghoa.

Detik, menulis gereja yang kuat dengan sentuhan oriental ini dilindungi undang-undang sebagai Cagar Budaya pada 1972 karena arsitekturnya masih mempertahankan gaya bangunan khas Fukien atau Tiongkok Selatan.

Awalnya, gereja ini adalah rumah dari seorang Tionghoa. Kemudian pada 1950, seorang pastur membeli rumah tersebut dan menjadikannya gereja. Karena awalnya dimiliki oleh orang Tionghoa, tidak mengherankan jika bentuk gereja lebih menonjolkan arsitektur oriental.

Rumah keluarga Souw
Bangunan tua berarsitektur Tionghoa yang juga memiliki nilai sejarah adalah bekas rumah keluarga saudagar Souw yang dibangun pada 1816. Salah satu dari anggota keluarga ini yang terkenal adalah kakak-beradik Souw Siauw Tjong dan Souw Siauw Keng.

Menurut Jakartapedia, Souw Siauw Tjong adalah salah seorang terkaya di Batavia pada masa itu. Souw memiliki jiwa sosial dengan mendirikan sekolah-sekolah bagi anak-anak masyarakat setempat di tanah miliknya.

Menyumbangkan makanan dan bahan-bahan bangunan pada waktu terjadi kebakaran di daerah sekitar tempat tinggalnya. Hingga saat ini rumah keluarga Souw masih dipertahankan keaslian. Termasuk arsitekturnya yang indah.

Toko Obat Lay An Tong
Toko obat Lay An tong, adalah bangunan tua yang masih terjaga keasliannya. Meski bangunan ini tidak lagi digunakan sebagai toko obat, bentuk asli bangunan masih bisa dilihat, mulai dari lantai, dinding dan atapnya.

IndonesiaHeritage menyebut toko obat Lay An Tong merupakan toko yang berjaya pada masa itu. Bukti fisik bangunan yang besar, lahan yang luas, kukuh jeruji besi masih menyiratkan kejayaan toko obat tersebut.

SMUN 19
Gedung Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 19 merupakan gedung yang sangat bersejarah. Sebab, di gedung inilah pertama kali berdiri sebuah organisasi Tionghoa modern di Jakarta.

Sekolah ini merupakan sekolah swasta modern pertama di Hindia Belanda. Para murid tidak hanya dari warga Tionghoa tetapi juga pribumi. Mereka belajar aljabar, aritmatika, adat istiadat, dan budaya Tionghoa.

Di bagian bawah gedung sekolah SMUN 19 dijumpai lorong gelap dan pendek. Di sepanjang lorong tersebut ada kelas-kelas yang tidak menggunakan jendela kaca.
Jendela kelas menggunakan terali besi yang menyerupai jeruji sel dan bagian atas dinding dibiarkan terbuka. Namun, atapnya tetap dilindungi genteng untuk menahan panas dan hujan.

Tepat di tengah sekolah terlihat halaman yang disekat besi-besi tua khas bangunan masa lalu yang diberi atap seng tua coklat.

Rumah Mayor Tionghoa Khouw Kim An
Rumah peninggalan Mayor Tionghoa Khouw Kim An kini menjadi gedung Candranaya yang menjadi cagar budaya di daerah Jakarta.

Dalam bangunan berlantai marmer ini terdapat berbagai ruangan yang lengkap seperti ruang keluarga, kamar tidur, ruang pelayanan, ruang tunggu tamu dan ruang persembahyangan beserta altar di bagian tengah rumah.

Pintu masuk utama berhiaskan empat aksara Cina. Di ruang utama terlihat ukiran empat ekor singa yang menghiasi balok kuda-kuda. Sementara itu panel pintu di bagian dalam dipenuhi motif aneka tumbuhan.

Dekorasi penghias atap sangat sederhana, bentuknya menyerupai dua buah tanduk yang bertumpuk dengan bagian ujung mencuat ke bagian atas tampil polos tanpa patung naga.


bgi/fn/radarriaunet.com