Polisi Sebut Prostitusi Paedofil Gay Gunakan Aplikasi Khusus

Administrator - Selasa, 06 September 2016 - 15:39:59 wib
Polisi Sebut Prostitusi Paedofil Gay Gunakan Aplikasi Khusus
ilustrasi. cnn
RADARRIAUNET.COM - Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri menduga pelaku prostitusi anak untuk pelanggan homoseksual menjalankan bisnis melalui aplikasi ponsel pintar.
 
"Mereka menggunakan aplikasi untuk supaya memudahkan berhubungan atau menemukan sasaran bagi mereka," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Agung Setya di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (6/9).
 
Agung menuturkan, untuk memudahkan pelanggan, tersangka AR memasukkan identitas anak yang menjadi korban jaringan prostitusi ke dalam aplikasi tersebut. 
 
Aplikasi itu, kata Agung, berbasis geo-lokasi. Selain melihat, melihat penampilan dan identitas korban, para pelanggan jaringan itu juga dapat mengetahui korban yang berjarak paling dekat dengannya. 
 
"Aplikasi itu memberi tahu mana yang dekat sini, yang perilakunya atau orangnya gay, jadi dia bisa komunikasi langsung," kata Agung.
 
Agung juga berkata, hingga saat ini masyarakat masih dapat mengakses aplikasi itu. Untuk mencegah kejahatan berpola serupa, kepolisian pun tengah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
 
"Aplikasi itu menampilkan profil yang kontennya berkategori pornografi. Artinya kalau kami terapkan Undang-Undang ITE, pelaku bisa dijerat aturan menyebarkan pornografi," kata Agung.
 
Selain AR, penyidik Bareskrim telah menangkap dua tersangka lain yang berinisial U dan E. Seperti AR, U diduga berperan sebagai muncikari. Sementara E yang semula berstatus pelanggan, belakangan disebut turut membantu AR membuka rekening untuk menampung uang hasil prostitusi.
 
Kepolisian menyebut pelaku utama pada kasus ini adalah AR. Dia ditangkap di Cipayung, Bogor, Jawa Barat, akhir Agustus. Pada penangkapan itu, polisi menemukan delapan korban prostitusi yang tujuh di antaranya berada di bawah umur. 
 
Polisi menduga, secara keseluruhan ada 148 bocah yang jadi korban kejahatan AR. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah seiring pengungkapan kasus.
 
Para korban jaringan bisnis seks itu kini ditampung di rumah singgah. Pemerintah berjanji akan menjamin pendidikan serta pemulihan psikologis mereka.
 
 
cnn/radarriaunet.com