RADARRIAUNET.COM - Menteri luar negeri Jepang, China, dan Korea Selatan sepakat untuk mendesak Korea Utara agar tidak gemar memprovokasi kawasan Semenanjung Korea. Pyongyang juga didesak untuk mematuhi resoluasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah peluncuran rudal terbarunya ke Laut Jepang, Rabu (24/8/2016) pagi.
Menteri Luar Negeri Jepang, China, dan Korsel memulai pertemuan mereka pada Selasa (23/8/2016). Mereka ingin memperbaiki lagi hubungan trilateral yang sering terganggu.
"Kami telah memastikan bahwa kami akan mendesak Korut agar menahan diri dari aksi provokatif, dan untuk mematuhi resolusi DK PBB," kata Menlu Jepang Fumio Kishida, tuan rumah pertemuan trilateral konferensi pers, Rabu.
Kapal selam Korut menembakkan rudal balistik pada Rabu bagi dan melesat sejauh 500 km ke arah Jepang. Penembakan itu sekaligus pertunjukan meningkatkan kemampuan teknologi Korut yang telah melakukan uji coba nuklir dan serangkaian tembakan rudal sejak awal tahun ini.
Akibat tindakan itu, Jepang sebenarnya telah mendapat sanksi dari DK PBB. Namun, Pyongyang tak pernah mau menyerah dan bahkan kembali menembakkan rudal, Rabu pagi.
Terkait dengan provokasi yang terus meningkat dari Korut, kerja sama antara Jepang, China dan Korsel menjadi semakin penting daripada sebelumnya. Hal itu disampaikan Kishida setelah pertemuannya dengan mitranya Menlu China Wang Yi dan Menlu Korea Selatan Yun Byung-se.
Yun menjanjikan dukungan Korsel bagi mewujudkan pertemuan puncak trilateral pada akhir tahun ini, untuk kerja sama ekonomi, dan pertemuan kelompok ekonomi kuat G-20 bulan depan di Cina.
Wang mengatakan, China menentang program nuklir dan rudal Korut dan setiap ‘pernyataan atau tindakan’ yang menyebabkan ketegangan di Semenanjung Korea.
China akan terus mendorong denuklirisasi Semenanjung Korea, dan mendukung resolusi PBB demi perdamaian dan stabilitas regional.
Hubungan antara tiga negara kuat Asia itu seringkali sulit terganggu oleh warisan agresi masa perang Jepang yang mempengaruhi hubungan dengan China dan Korsel. Selain itu, sengketa teritorial sering juga melukai hubungan antara Jepang dan Cina, Jepang dan Korsel, dan China.
Pertemuan tersebut menandai kunjungan pertama oleh Menlu China ke Jepang sejak pemerintah Jepang mengambil alih tiga pulau kecil di tengah sengketa dengan China, dari pemilik swasta Jepang September 2012. "Kerjasama trilateral adalah bagian yang sangat penting dari kerjasama Asia Timur," kata Wang kepada dua mitranya pada awal pertemuan, Rabu.
"Ada banyak masalah di antara tiga negara itu, namun China, Jepang, dan Korsel adalah tiga entitas ekonomi terbesar di Asia,” katanya. “Ini tanggung jawab kita untuk mempromosikan pembangunan ekonomi, menciptakan kerjasama regional, dan memelihara perdamaian dan stabilitas regional," tambahnya.
Kantor berita di China, mengatakan kesediaan Wang untuk pergi ke Tokyo menunjukkan "ketulusan China untuk bekerja sama dengan Jepang dan Korsel".
kps/fn/radarriaunet.com