RADAR BISNS -Produk gula serbuk atau gula semut yang terbuat dari sari nira kelapa merupakan produk unggulan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan sudah merambah pasar ekspor. Selama ini peminatnya berasal dari negara-negara seperti Amerika, Eropa serta Jepang.
Sementara untuk memperluas jaringan pasar ditingkat ASEAN Koperasi Nira Satria Banyumas mengikuti Asean Regional Expo on Community Product yang digelar sejak tanggal 8-16 Agustus 2015 di Bangkok, Thailand. Dalam pameran tersebut diikuti oleh negara-negara Asean ditambah Cina.
"Gula semut merupakan salah satu produk yang ikut dipamerkan bersama produk unggulan Jawa Tengah lainnya, seperti kerajinan batik dan art," kata Ketua Koperasi Nira Satria Banyumas, Nartam Andrea Nusa kepada wartawan, Rabu (19/8/2015).
Menurut dia, bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Koperasi Nira Satria diajak mengikuti pameran produk untuk memberi peluang bisnis bagi produk gula semut supaya lebih dikenal secara luas ke negara tetangga. Apalagi respon pengunjung terhadap gula semut cukup positif dalam pameran tersebut.
"Gula semut yang kami bawa cukup menarik pengunjung, apalagi rasanya enak," jelasnya.
Dalam pameran tersebut, selain memberikan peluang pasar, juga sebagai wadah untuk membangun jaringan komunitas diantara negara ASEAN. Kemudian dalam membangun komunitas tersebut juga perlu dilakukan edukasi dan peningkatan sumber daya manusia.
"Kami berharap dengan membangun komunitas dapat memperbanyak supplier gula semut di setiap negara-negara ASEAN, begitu juga sebaliknya sehingga dapat dimanfaatkan untuk saling bertukar produk," ujarnya.
Sementara menurut pedagang gula semut di Cilongok, Fajar Riyani mengaku jika gula semut dalam kemasan dengan nama 'Legine Gula Semut' kini semakin digemari oleh pasar domestik dan mancanegara. Hanya saja, untuk dapat mengakses pasar internasional, produk yang dijual harus memiliki kualitas baik dan pengemasan produk yang mencantumkan bahasa pasar tujuan.
"Saya telah memasarkan gula semut secara online dan respon pasar sangat baik. Tapi saya masih kesulitan mengakses pasar luar negeri karena informasi produk yang tercantum dalam kemasan masih berbahasa Indonesia, padahal buyer menghendaki bahasa asing," terangnya.
(arb/rrd)