Pelaku Penembakan di Lanny Jaya Diduga Gunakan Senjata Polisi

Administrator - Selasa, 23 Agustus 2016 - 14:27:27 wib
Pelaku Penembakan di Lanny Jaya Diduga Gunakan Senjata Polisi
ilustrasi. cnn
RADARRIAUNET.COM - Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menyebut pelaku penembakan di Kabupaten Lanny Jaya, Papua menggunakan senjata polisi saat melakukan kejahatannya. 
 
Paulus berkata, pelaku diduga meletuskan senjata jenis SS2-V1 yang biasa dioperasikan personel Sabhara. Senjata tersebut merupakan produk PT Pindad yang digunakan Polri sejak 2006.
 
Diberitakan sebelumnya, seorang pegawai PT As Jaya bernama Simon tewas ditembak orang tak dikenal, Senin malam kemarin. Peristiwa itu terjadi di Kampung Kome, Distrik Popome, Lanny Jaya.
 
Usai kejadian, Paulus berkata, sebelum peristiwa itu terjadi Simon dan sejumlah koleganya tengah berada di lokasi proyek pembangunan jalan. Empat orang bersenjata tiba-tiba mendatangi mereka.
 
Menurut Paulus, para pelaku menyatakan Simon bertanggung jawab atas pemenjaraan yang mereka alami. Tak lama setelah itu, penembakan terjadi.
 
"Korban tewas ditempat dan para pelaku kemudian pergi meninggalkan TKP," kata Waterpauw.
 
Selasa (23/8) pagi, jenazah Simon akan diterbangkan ke kampung halamannya di Toraja, Sulawesi Selatan. 
 
"Sebelum ke Makasar, pagi ini, jenazah dibawa dari Wamena ke Sentani, Kabupaten Jayapura, lalu diterbangkan ke Makasar," ucap Sekretaris Daerah Lanny Jaya Christian Sohilait.
 
Tak lama setelah penembakan, Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom menuduh kelompok Tentara Pembesaan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) pimpinan Purom dan Enden Wenda sebagai pelaku.
 
"Setelah saya konfirmasi kepada masyarakat, pelakunya sudah dipastikan adalah Purom Wenda atau kelompok Purom bersama Enden Wenda," kata Befa.
 
Kedua pucuk pimpinan itu, kata dia, merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam aksi kekerasan, yang tidak sepantasnya terjadi.
 
"Mereka melakukan itu bersmaa dengan dua orang rekan yang turun di sana, ada banyak saksi mata," katanya.
 
 
cnn/radarriaunet.com