RADARRIAUNET.COM - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Pareira menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok tengah memainkan strategi politik untuk memecah belah partai.
Menurut Andreas, hal ini terlihat dari "cerita" Ahok yang mengklaim sudah dapatkan dukungan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dalam Pilkada DKI 2017.
"Pola yang digunakan Ahok mengadu domba, memecah belah antara kader dengan kader, bahkan Ahok dengan licik mencoba mengadu domba antara Djarot dengan PDI Perjuangan dan dia berlindung di balik ceritanya tentang dukungan ketua umum," ujarnya saat dihubungi awak media di Jakarta, Minggu (21/8).
Ahok sempat mengklaim dirinya mendapat sinyal positif dari Megawati yang mendukungnya untuk maju bersama Djarot Saeful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017.
Hal ini juga sempat dibenarkan oleh Djarot. Ia mengatakan PDI Perjuangan memiliki indikasi kuat mendukung Ahok-Djarot maju dalam Pilkada DKI.
Meski demikian, Andreas mengatakan, rekam jejak loyalitas petahana Ahok dalam dunia parpol sangat buruk. Hal ini perlu diperhatikan oleh partai politik. Maka itu, PDI Perjuangan dan sejumlah parpol dianggap perlu memikirkan kembali untuk memberikan dukungan pada Ahok guna menghindari pragmatisme Ahok.
Andreas mengatakan, Ahok tidak membutuhkan dukungan parpol dalam perjalanannya meraih kursi DKI 1 lantaran parpol hanya dilihatnya sebagai alat untuk mencapai tujuannya.
"Sekarang dengan konon dukungan dari tiga parpol Ahok coba untuk kembali mendekati PDI Perjuangan, partai yang sebenarnya setia mendukungnya selama 2012 sampai saat ini," ucapnya.
Dalam karir politiknya, Andreas menjelaskan, Ahok tidak konsisten untuk menjalani amanat parpol. Ahok memulai karir dengan Partai Indonesia Baru untuk menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Kemudian, ia pindah ke Golkar saat menjabat sebagai Anggota DPR RI. Pada 2012, ia menjadi kader Gerindra untuk Pilkada DKI.
Tahun 2014, tak lama setelah Joko Widodo terpilih sebagai Presiden, Ahok pun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tak lama kemudian, Ahok keluar dari Gerindra dan menjadi gubernur tanpa partai hingga sekarang.
Tak hanya itu, Andreas menilai, pengkhianatan Ahok terwujud menjelang Pilkada 2017 ini lantaran tim suksesnya yakni Teman Ahok yang diklaim sudah mengumpulkan sejuta KTP justru ditinggalkannya setelah memutuskan maju lewat parpol.
cnn/radarriaunet.com