Muslim Rahmat Bagi Semesta

Administrator - Selasa, 16 Agustus 2016 - 16:01:49 wib
Muslim Rahmat Bagi Semesta
Muslim Rahmat Bagi Semesta. ssn

RADARRIAUNET.COM - Dalam berbagai forum ekonomi dunia, kita tidak hanya membahas masalah ekonomi, tapi juga membahas tentang stabilitas politik. Sebab, tanpa stabilitas politik, progres dalam bidang ekonomi akan sulit dicapai. Dan, itulah yang kita saksikan bersama hari ini, kejadian yang memprihatinkan dalam dunia Islam dan negara-negara Muslim.

Instabilitas di negeri-negeri Muslim sangat tinggi akibat dari intervensi asing. Kita menyaksikan, intervensi yang terjadi di dunia Islam dalam beberapa tahun terakhir telah membuat negeri-negeri ini berada pada situasi yang sangat buruk.

Apa yang kita kenal dengan Arab Spring ini telah menjadi penyebab instabilitas yang luar biasa di berbagai negara. Instabilitas yang dibayar dengan nyawa yang tidak sedikit. Sementara, pada saat yang bersamaan, teroris dan kelompok bersenjata bebas merajalela. Kotak pandora yang selama ini menyimpan konflik sektarian telah terbuka sekarang.

Intervensi pihak luar telah mendorong kejadian-kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan di negara-negara Muslim yang masih bisa kita rasakan sampai hari ini.  Sebagai perbandingan, negara dengan mayoritas Muslim, seperti Malaysia dan Indonesia, yang tidak menjadi subjek intervensi pihak luar, telah menjadi oase sejuk, negara yang damai dan stabil.

Kita harus bersama-sama untuk bekerja keras menyelesaikan problem dan berbagai hal secara bergandengan tangan. Malaysia telah membuka diri pada dunia untuk bekerja sama, di atas landasan saling menghormati dan menghargai kedaulatan, menghormati hukum negara masing-masing, dan menghargai pemerintahan yang terpilih secara demokratis.

Tema World Islamic Economic Forum tahun 2016 adalah Desentralisasi Pertumbuhan dan Pemberdayaan Masa Depan Bisnis. Tema ini akan menghadapi tantangan zamannya, secara politik, ekonomi, keamanan secara internasional, termasuk dinamika baru hasil referendum yang menghendaki Inggris keluar dari Uni Eropa yang kita kenal dengan Brexit.
 
Banyak negara anggota Uni Eropa belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi global, kini harus menghadapi ketidakpastian baru dan harus beradaptasi lagi dengan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa. Bagaimanapun, ada banyak hal yang membuat kita optimistis.

Berdasarkan laporan terakhir, pertumbuhan ekonomi Dunia Islam, rata-rata tumbuh hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 2014-2015. Dengan pertumbuhan seperti ini, diperkirakan pengeluaran dan belanja konsumen Muslim di seluruh negara-negara Islam rata-rata akan mencapai angka 2,6 triliun dolar AS pada 2020.

Mengambil contoh negara-negara ASEAN, pertumbuhan ekonomi perkapita menguat hingga 4,5 persen tahun lalu. Di tengah fakta ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi di ASEAN jauh lebih menjanjikan pada 2016 ini.

Mengapa yang terjadi di ASEAN berbeda dengan yang terjadi di Uni Eropa dan juga dengan yang terjadi di negeri-negeri Muslim secara umum? Ada beberapa alasan dan penyebab yang bisa kita pelajari.

Pertama, pemulihan ekonomi di Eropa sejak krisis ekonomi global pada 2008 sangat lamban. Pendapatan per kapita negara-negara Uni Eropa masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi sebelum masa krisis. Bahkan, fenomena ini diperburuk dengan ditambahnya peredaran uang yang bertambah di Eropa akibat negative interest rate yang terjadi pada Juni 2014.

Kedua, pada saat yang sama, yang terjadi di ASEAN justru sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN berjalan dengan stabil dan cepat. Dengan GDP ASEAN yang bernilai 2,6 triliun dolar AS pada 2015, negara-negara di ASEAN tercatat menduduki peringkat ketujuh pertumbuhan ekonomi dunia. Kawasan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan manufaktur, perdagangan, dan juga pasar dunia.

Dan, yang ketiga, secara global, ekonomi Islam berkembang dengan sangat pesat. Banyak Muslim tumbuh dan menjadi investor baru yang sangat aktif dalam berbagai bidang: manufaktur, perbankan, perdagangan, supplier, bahkan menjadi pesaing dari produk-produk yang sudah mapan.

Kesadaran konsumen Muslim juga tumbuh secara signifikan sehingga bisnis dalam bidang finansial yang sesuai secara syariah, asuransi yang berbasis etik, industri makanan halal, fashion dan juga tempat tujuan wisata yang halal bertumbuh secara menakjubkan. Bahkan, non-Muslim pun tertarik dengan pertumbuhan ekonomi Islam.

Dengan bangga saya menyampaikan bahwa Malaysia, sejak tahun 2009, telah menciptakan 1,8 juta lapangan kerja. Pendapatan negara juga meningkat mendekati 50 persen dari tahun sebelumnya, juga mampu menjaga tingkat inflasi tetap rendah serta investasi asing secara langsung bertambah.

Program transformasi ekonomi yang kami jalankan di Malaysia berhasil membantu negara kami tetap tenang dalam gejolak ekonomi yang melanda dunia. Bahkan, kami mencatat pertumbuhan ekonomi yang baik di tengah jatuhnya harga minyak dunia dan komoditas secara umum.

Benar adanya, beberapa negara Muslim sedang mengalami masalah yang sangat serius untuk diatasi. Masalah pendidikan, kemiskinan, partisipasi dan peran perempuan, rendahnya pendapatan per kapita, dan juga minimnya riset serta pembangunan menjadi tantangan bagi negara-negara yang bergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Padahal, faktanya negara-negara peserta OKI jika dikumpulkan semua adalah negara-negara yang menguasai kurang lebih 70 persen kekayaan sumber daya energi dunia dan juga 40 persen sumber daya alam dunia.

Pada saat yang sama, kita juga menghadapi masalah ISIS, gerakan teroris yang mencoreng kemuliaan agama Islam dengan menggunakan kedok Daulah Islamiyah. Tidak ada nilai-nilai Islami dalam praktik mereka yang kejam. Diperlukan peran siginifikan negara-negara dengan mayoritas Muslim untuk memimpin perlawanan dan mengatasi masalah ini. Kita harus melawan mereka yang telah meracuni pemuda-pemuda kita dengan doktrin-doktrin yang sama. Mereka telah mengambil keuntungan dari pemuda-pemuda kita yang berhasil mereka sesatkan dengan ajaran yang salah.

Kita harus melawan dengan cara mengajarkan dan menyebarkan Islam yang sesungguhnya. Kita harus memastikan hukum dan peraturan yang cukup untuk menjamin keamanan dan keselamatan umum. Kita harus memperkuat aparat keamanan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar mampu mengantisipasi ancaman dan serangan teror serta menumpas terorisme sampai ke akarnya. Kita harus mampu mengenali tantangan yang dihadapi oleh umat Islam, dan melakukan serta melahirkan kebijakan dan tindakan yang mencerminkan ke arah yang nyata.

Ekonomi Islam telah menarik perhatian tidak saja kaum Muslim, tapi juga dunia finansial secara internasional, seperti pusat-pusat ekonomi di London dan Hong Kong. Jumlah orang yang mengenal nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan investasi yang berkelanjutan menjadi hal positif yang mendukung sistem finansial dunia. Malaysia sendiri mencatat pertumbuhan 1,7 triliun ringgit Malaysia Islamic Capital Market. Angka ini tiga kali lipat lebih besar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal ini menjadikan Malaysia sebagai negara tujuan investasi syariah dan transaksi bisnis syariah di dunia.

Hari ini Malaysia menjadi pemimpin global dalam pasar sukuk dengan menguasai peredaran  54,3 persen pasar global sukuk dunia pada 2015. Di saat yang sama, dana investasi syariah yang dikelola oleh berbagai industri masih tercatat terbesar kedua di dunia.

Ke depan, cara hidup Islami kami kenali sebagai lahan pertumbuhan yang sangat menjanjikan secara ekonomi. Kami akan bekerja sama dengan berbagai potensi di berbagai lini, tidak saja dalam bidang industri, tapi juga sampai akademisi. Selain itu, juga mengembangkan konektivitas di berbagai bidang untuk mengembangkan pasar Islam agar mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan menjadi rahmat bagi semesta alam.


oleh Mohd Najib Tub Abdul Razak
Perdana Menteri Malaysia/rol