Stres yang Dialami Ayah Bisa Pengaruhi Perkembangan Anak

Administrator - Selasa, 09 Agustus 2016 - 08:47:27 wib
Stres yang Dialami Ayah Bisa Pengaruhi Perkembangan Anak
ilustrasi. dtc

RADARRIAUNET.COM - Ketika menentukan pola asuh untuk anak, kedua orang tua harus sepakat. Jangan hanya asal terserah ibu atau istri saja, sebab ini tidaklah sepele karena berdampak langsung pada si anak.

Fakta ini terungkap setelah peneliti dari Michigan State University mengamati lebih dari 730 keluarga dengan tingkat ekonomi rendah di AS. Mereka mencoba melihat seberapa besar stres atau tekanan yang dirasakan pasangan orang tua saat mengasuh anak-anaknya dan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang si anak.

Caranya dengan meminta mereka mengisi kuesioner berisi pernyataan seperti 'Saya merasa terjebak dalam tanggung jawab sebagai orang tua' atau 'Terkadang saya merasa anak-anak tidak menyukai saya'.

Baik ayah maupun ibu merasakan stres yang sama namun dengan kadar yang berbeda-beda. Akan tetapi bila dikaitkan dengan tumbuh kembang anak, ternyata ayah yang merasakan stres tinggi karena harus mengasuh anaknya lebih besar dampaknya pada perkembangan si anak, baik jangka pendek maupun panjang.

Terbukti dari hasil tes kognitif anak-anak mereka. Rata-rata skornya lebih rendah daripada anak yang ayahnya tidak stres karena mengasuh anaknya. Artinya, mereka bermasalah dalam hal belajar, atau ketika memperhatikan sesuatu dan mengutarakan alasan (reasoning).

Bahkan pada anak laki-laki, kondisi ini bisa memicu gangguan wicara di saat usianya baru menginjak tiga tahun. "Ini bukan karena istrinya stres juga, tetapi pengaruh stres ayah pada tumbuh kembang anak itu bersifat independen," simpul Tamesha Harewood, peneliti dari Department of Human Development and Family Studies.

Anak-anak dari ayah yang stres juga cenderung memperlihatkan masalah perilaku dan kesulitan bersosialisasi seperti sulit mengendalikan diri dan tak bisa bekerjasama dengan orang lain, apalagi jika ayahnya sampai menunjukkan gejala depresi. Dan dampaknya lebih besar pada anak daripada jika ibu yang memperlihatkan gejala depresi.

"Jadi yang bisa dilakukan adalah perhatikan kesejahteraan mental Anda, karena Anda adalah panutan anak. Kalau stres atau tertekan, cari bantuan. Jangan berpikir hal seperti itu kurang macho, sebab tahun-tahun pertama membesarkan anak memang sangat menantang," tutupnya seperti dikutip dari media internasional, Jumat (5/8/2016).


dtc/fn/radarriaunet.com