RADARRIAUNET.COM - Tour de Singkarak (TdS) 2016 bukan hanya soal ajang balap sepeda, tapi juga promosi wisata dan kuliner Indonesia. Hal itu terbukti dari larisnya penjualan soto dan sate Padang, dua menu khas dari Sumatera Barat.
Sebelum ajang balapan dimulai, akhir pekan lalu, para pebalap disuguhi dua menu khas tersebut. Soto dan sate Padang jadi santapan pembuka Festival Kuliner Soto & Sate Nusantara yang ikut meramaikan momentum TdS 2016.
Festival kuliner tersebut menampilkan lebih dari 30 stan makanan yang berjejer di sepanjang Jalan Samudera di tepi Pantai Padang. Semuanya diisi masakan khas daerah.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Persona Kemenpar Raseno Arya menyebut penggabungan festival kuliner dengan ajang olahraga balap sepeda sengaja dilakukan guna mendorong efektivitas promosi wisata.
"Kami memang sengaja mengangkat festival kuliner di tengah even sport tourism berskala internasional seperti Tour de Singkarak. Keduanya saling melengkapi. Promosinya jadi efektif," papar Raseno, dalam rilis yang diterima awak media.
Soal sate dan soto yang dipilih sebagai menu utama, Raseno mengungkapkan alasan karena keduanya telah masuk daftar 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI).
“Keduanya juga bisa dinikmati di segala suasana, mulai sarapan, makan siang sampai makan malam,” ujar dia.
Popularitas soto dan sate Padang itu, jadi bahan bakar baru bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk membawa kuliner Indonesia ke panggung dunia.
Menurut Arief, dunia saat ini sudah mengenal rendang, yang pernah dinobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia versi media internasional pada 2011 silam.
“Kalau soal kuliner, Padang memang harus diakui, salah satu jagoan kuliner. Rendang sudah membuktikan itu. Tetapi Soto dan Sate Padang juga cukup kuat memberi kesan kuliner enak di Indonesia,” papar Arief, yang berharap masakan Indonesia bisa sepopuler masakan Thailand di lidah warga dunia.
“Kita harus bisa belajar Thailand. Saat ini restoran Thai sudah merambah lebih dari 6.000 gerai di dunia,” tambahnya.
Arief mengungkapkan, pengembangan pariwisata Indonesia sebanyak 60 persen bertumpu pada wisata budaya, wisata kuliner dan belanja. Sementara, keindahan panorama alam hanya menopang 35 persen dan lima persen sisanya adalah sumber daya manusia.
Dia menambahkan, dalam lima tahun ke depan, pariwisata harus tumbuh dua kali lipat.
“Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional harus tumbuh menjadi delapan persen, devisa pariwisata Rp280 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja," sebutnya.
cnn/radarriaunet.com