Pelecehan Seksual Online Ancam 500 Anak di Skotlandia

Administrator - Sabtu, 30 Juli 2016 - 10:38:23 wib
Pelecehan Seksual Online Ancam 500 Anak di Skotlandia
Gerakan anti pelecehan anak. Kepolisian Skotlandia mengidentifikasi lebih dari 500 anak-anak yang berpotensi menjadi korban pelecehan seksual secara online. cnn

RADARRIAUNET.COM - Kepolisian Skotlandia mengidentifikasi lebih dari 500 anak-anak yang berpotensi menjadi korban pelecehan seksual secara online. Temuan tersebut merupakan hasil dari operasi Lattise, yang berujung pada penangkapan 77 orang tersangka pelaku pelecehan.

Dalam operasi tersebut, Kepolisian Skotlandia memfokuskan penindakan pada aksi perkosaan, berbagi gambar dan berkomunikasi tidak senonoh dengan anak-anak, perawatan untuk tujuan seksual, perilaku bejat, serta pelanggaran narkotika.

Media lokal, The Scotsman mewartakan sekitar 30 juta gambar tidak senonoh anak-anak ditemukan selama Operasi Lattise. Sebanyak 523 calon korban pelecehan merupakan anak-anak berusia sekitar 3 tahun.

Sebanyak 122 anak yang menajdi korban atau calon korban pelecehan saat ini telah diserahkan ke lembaga perlindungan anak.

Kepolisian Skotlandia telah melakukan sedikitnya 134 investigasi selama operasi Lattise digelar sejak 6 Juni hingga 15 Juli lalu. Sejauh ini, 390 berkas perkara tuduhan pelecehan seksual telah diserahkan ke pengadilan.

Operasi yang telah berlangsung selama enam minggu itu melibatkan seluruh divisi polisi di Skotlandia, termasuk divisi pencegahan, investigasi, aparat keamanan lokal dan tim spesialis.

"Pelecehan seksual anak secara online merupakan ancaman nasional. Realita itu terjadi sekarang, tidak hanya di Skotlandia, tetapi di seluruh dunia, yang menjadi target anak-anak dari segala usia, dari bayi hingga remaja," ujar Asisten Kepala Polisi Skotlandia, Malcolm Graham.

Menurutnya, tujuan dari Operasi Lattise adalah mengatasi berbagai bentuk pelecehan seksual anak secara online dengan mengidentifikasi orang-orang yang dianggap berbahaya bagi anak-anak. "...yang lebih penting mengidentifikasi korban pelecehan seksual secara online, serta mencegah lebih banyak anak muda yang menjadi korban," tegas Graham.

Dia menambahkan, pelecehan seksual anak online bukanlah kejahatan tanpa korban. Menurutnya, anak-anak mulai dari balita sampai remaja di Skotlandia secara tak sadar sedang menjadi korban pelecehan seksual dan eksploitasi saat foto atau klip video tidak senonohnya disebar luaskan.

"Semua anak memiliki hak atas perlindungan terhadap penyalahgunaan, eksploitasi, penelantaran dan kekerasan. Kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami untuk melindungi dan mempromosikan kesejahteraan semua anak. Komitmen kami untuk mengatasi ancaman mengerikan ini akan terus berlanjut," tegas Graham.


cnn/radarriaunet.com