Banyaknya Pungli dan Premanisme di Candi Maura Takus Jadi Viral di Media Sosial

Administrator - Rabu, 13 Juli 2016 - 12:51:31 wib
Banyaknya Pungli dan Premanisme di Candi Maura Takus Jadi Viral di Media Sosial
Banyaknya Pungli dan Premanisme di Candi Muratakus Jadi Viral di Media Sosial. skc

RADARRIAUNET.COM – Berita pungli dan aksi premanisme di kawasan candi Muara Takus menjadi viral di media sosial. Di Facebook sebagian netizens mengecam dan menyayangkan perbuatan yang dilakukan pemuda setempat.

“Kenyamanan pengunjung sangat diutamakan, karena ke candi muara takus kan jauh dari tempat lain, hanya ditengok kesana hanya candi itu aja, tempat rekreasi yg lain disitu tidak ada, terlalulah oknum tersebut, kami tahun dulu kenak juga kayak gitu, hampir tiap kesana minta sumbangan mana tahan awak," ungkap Jukri Lipat Kain.

Komentar Lebih keras disampaikan Fajar Kurniawan, "Gak heran.. pantang liat orang rame-rame, datang berkelompok trus malakin mungkin sudah jadi kebudayaan masyarakat (pungli). Semoga segera diberantas, demi kelancaran pariwisata riau dan kenyamanan wisatawan," ujarnya.

Bahkan anehnya, entah karena tidak tahu atau berlagak pilon, aksi premanisme dengan meminta uang itu juga menyasar kepada warga Desa Muartakus sendiri.

"Tutup aja tu objek wisata, saya aja putra daerah muara takus msaih juga di minta," sebut Yoyon Isco.

"Memang udah dari dulu. Slalu begitu. Disepanjang jalan menuju ke candi bahkan di dalam lokasi candi pun ada aja pungli la parkir liar, bahkan preman pun berkeliaran. Kami penduduk tempatan pun jadi malu rasanya sama pengujung yg datang," sahut Efendi Gumel.

"Itu suatu tanda bahwa kita belum maju dan berkembang, oleh sebab itu dibutuhkan pembenahan dan pembinaan di kawasan objek wisata. Di daerah lain sebenarnya juga masih katrok seperti itu, namun mereka punya cara-cara yang lebih bersahabat seperti, ada biaya masuk gerbang, lalu ada lagi biaya parkir, kalau mau masuk objek utama bayar lagi, kalau mau ke toilet bayar lagi, belum lagi retribusi pedagang yg berjualan, dan lain-lain. Tapi itu ada strateginya sehingga pengunjung tidak merasa diperas seperti yg diberitakan. Pengunjung pun supaya jangan pelitlah kalau hanya sekali kali berliburan, karena liburan memang tempat membelanjakan uang. Intinya ini jadi PR nya pemdes dan dinas terkait. Bravo muaratakus!," kata Asril SP.

Di facebook tersebut selain kecaman juga ada yang mengajak untuk tidak lagi mengunjungi objek wisata tersebut.


skc/fn/radarriaunet.com