JAKARTA (RR) — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka pameran, diskusi, serta bursa "Keris dan Senjata Pusaka Bahari" di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (11/8) malam. Menteri berharap kebaharian menjadi idiom baru karena pembangunan selama ini terdoktrin budaya agrikultur.
"Sepanjang tahun ini saja ada 115 perusahaan eksportir bidang kelautan yang tutup. Kita ada di urutan kelima eksportir bidang kelautan di Asia Tenggara," kata Susi.
Susi mengutip visi yang disampaikan Presiden Joko Widodo, yaitu menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. Kebaharian harus dibangkitkan.
Kegiatan pameran, diskusi, serta bursa "Keris dan Senjata Pusaka Bahari", lanjut Susi, termasuk upaya menghargai asal- usul bangsa. Bangsa yang dihargai dan dianggap besar adalah bangsa yang bisa menghargai asal-usulnya.
"Dalam rapat tadi siang, saya memutuskan menghentikan kegiatan komersialisasi harta karun. Kepada Kementerian Luar Negeri, saya juga meminta agar menyurati setiap negara untuk mengembalikan pusaka-pusaka ke negara asalnya," kata Susi Pudjiastuti.
Kerajaan Luwu
Datu Andi Jemma, Raja Kerajaan Luwu di Sulawesi Selatan, dalam sambutannya di pameran mengutarakan, kerajaannya bertahan sejak abad ke-7 hingga sekarang. Namun, semua pusaka yang pernah dimiliki sekarang sudah hilang.
"Hampir semua pusaka Kerajaan Luwu sekarang ini berada di Belanda. Untuk mengalahkan Datu Luwu, ternyata pusakanya yang diambil terlebih dahulu," kata Andi.
Pusaka tidak hanya untuk perang, tetapi juga simbol berketuhanan. Menurut Andi, pusaka menjadi simbol manusia yang berbudaya.
Menurut kurator pameran Jimmy S Harianto, kebaharian juga ada pada keris. Hanya saja, keris pesisir hingga saat ini terlupakan. "Seperti di Cirebon, rangka keris yang menunjukkan simbol kebaharian justru banyak dilepaskan, digantikan rangka dari Yogyakarta atau Surakarta yang dianggap sedang laku," katanya.
Direktur Eksekutif Bentara Budaya Hariadi Saptono menyampaikan, kegiatan pameran tersebut mengusung kebaharian keris dari tiga wilayah, meliputi Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Cirebon. (kcm/rr)