Pengamat: Dukungan Santoso untuk ISIS Hanya Akal-akalan

Administrator - Rabu, 25 Mei 2016 - 20:21:25 wib
Pengamat: Dukungan Santoso untuk ISIS Hanya Akal-akalan
Santoso alias Abu Wardah dinilai mengaku berbaiat ke ISIS hanya untuk kepentingan taktis. ANTARA/Basri Marzuki/Cnn
RADARRIAUNET.COM - Meski sudah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, disebut tidak sepaham dengan kelompok teror Timur Tengah tersebut.
 
Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin, Rabu (25/5), mengatakan dukungan Santoso terhadap ISIS hanya untuk mengambil keuntungan.
 
"Santoso berkomitmen kepada ISIS bukan karena paham tapi itu keputusan taktis dan strategis," kata Solahudin saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta.
 
Santoso menurut Solahudin, hanya membutuhkan sumber daya tambahan dari kelompok teror asal Timur Tengah tersebut. ISIS yang memiliki banyak dana dan sumber daya manusia, diyakini bisa membantu kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
 
"Dia berharap bakal mendapatkan bantuan dana dan tambahan sumber daya manusia. Padahal, dia sempat mengkritik orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS," kata Solahudin.
 
Kritik itu disampaikan lewat semacam edaran pada para pendukungnya. Di situ, Santoso mengeluhkan "pejihad" Indonesia yang lebih memilih berjuang di Suriah dan melupakan Poso.
 
Menurut Solahudin, mengutip data Kepolisian, ada sekitar 480 orang Indonesia yang diduga bergabung dengan ISIS di Indonesia. Meski sebagian dari angka itu mencakup anggota keluarga teroris--perempuan dan anak--yang turut "berhijrah", dia menduga masih lebih banyak warga Indonesia lain yang berada di daerah konflik itu.
 
"Karena ada juga yang berangkat dari luar negeri. Yang terdeteksi kebanyakan yang berangkat dari Indonesia," kata Solahudin.
 
Saat ini polisi masih terus memburu Santoso. Operasi yang digelar baru bisa menangkap atau menembak mati anak buahnya. Polisi menyebut Santoso dan kaki tangannya semakin terdesak dan kekuatannya berkurang.
 
Moril kelompok ini juga terus melorot ditambah lagi pasokan logistik yang terhenti dan akses informasi yang terputus. Terakhir anak buah Santoso bernama Aco alias Sucipto ditemukan sudah meregang nyawa. 
 
Kapolda Sulawesi Tengah Brigadi Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, dengan ditemukannya jasad Aco, diperkirakan kelompok Santoso tinggal 22 orang. Rudy mengimbau para anak buah Santoso untuk menyerahkan diri.
 
 
Cnn/radarriaunet.com