Puncak Korona di Indonesia Tak Bisa Diprediksi

Administrator - Senin, 27 Juli 2020 - 19:39:58 wib
Puncak Korona di Indonesia Tak Bisa Diprediksi
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Medcom.id/Candra Yuri Nuralam

RADARRIAUNET.COM: Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo tak tahu kapan puncak penyebaran virus korona di Indonesia akan terjadi. Pasalnya, kasus covid-19 di Indonesia fluktuatif.

"Kenapa Indonesia belum sampai puncak? sampai saat ini belum tahu kapan puncak, melihat perkembangan, fluktuatif setiap hari beda-beda," kata Doni dalam video konferensi pers di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.

Doni menyebut angka kasus positif covid-19 naik turun. Suatu waktu kasus covid-19 bisa mencapai 2 ribu kasus per hari. Namun, kasus tersebut bisa turun pada keesokan harinya.

"Inilah pentingnya kita semua saling mengingatkan, kita bertanggung jawab mengajak orang lain disiplin. Paling tidak dua orang untuk patuh protokol kesehatan," ujar dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini ingin semua masyarakat sadar covid-19 berbahaya. Dia pun berulang kali menyebut virus korona sebagai malaikat pencabut nyawa.

"Di dunia sudah lebih dari 600 ribu orang meninggal. Semua harus sadar ini bukan konspirasi, bukan rekayasa, sejarah flu Spanyol harus jadi pelajaran," tegas dia.

Sebelumnya, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan presentase kasus kematian akibat covid-19 di Indonesia tertinggi pada April 2020. Pada awal-awal penyebaran kasus covid-19 atau Maret 2020, angka kematian mencapai 9,34 persen.

"Namun, rata-ratanya 4,89 persen. Di April angkanya meningkat lagi maksimumnya 9,5 persen dan rata-ratanya 8,64 persen. Jadi cukup tinggi dibanding Maret," ujar Wiku.

Angka kematian mulai menurun dengan rata-rata 6,68 persen dan maksimum 7,66 persen pada Mei 2020. Angka kematian kembali menurun pada Juni 2020.

"Dari maksimum 6,09 persen dan rata-rata 5,56 persen. Pada Juli ini maksimum sudah turun cukup banyak yakni 5,08 persen dan rata-ratanya 4,86 persen. Sedangkan angka kematian dunia adalah 4,2 persen. Jadi Indonesia sudah mendekati rata-rata dunia," kata Wiku.

 

RRN/medcom