TELUKKUANTAN : Ketua Komisi B DPRD Kuansing, Andi Nurbai bersama internal Dewan akan melakukan pembahasan terlebih dulu sebelum memanggil Wakil Bupati Kuansing, H. Halim, terkait pernyataannya mengenai pengadaan bibit palsu tahun 2017.
"Akan ada pembahasan dalam waktu dekat ini," ujar Andi Nurbai, saat dikonfirmasi via mesengger, seperti sitat Riauterkini, Kamis (20/6/2019).
Sementara Wabup H. Halim, sendiri ketika mendapat kabar akan ada pemanggilan terhadap dirinya, menyatakan siap hadir untuk memberikan penjelasan kepada DPRD terkait pernyataannya itu.
"Sangat siap," jawab H. Halim, kepada rekan media ketika mendapat kabar dirinya akan dipanggil.
Pemanggilan terhadap Wabup ini, terkait pernyataannya ketika menyampaikan sambutan saat menghadiri undangan masyarakat Desa Pulau Rengas, Kecamatan Pangean, di acara Halal bi Halal. Ketika itu ia menyebutkan pengadaan bibit sawit tahun 2017 yang dibagikan ke masyarakat sebagiannya adalah palsu.
"Bibitnya tidak sesuai dengan speck yang kita ajukan, kalau kita teruskan kadis nya bisa masuk penjara," ujar H. Halim, ketika itu di Desa Pulau Rengas, Jum'at (7/6/2019) malam.
Lanjutnya saat itu, mengenai pengadaan bibit sawit tahun 2017 dirinya sangat menyesalkan, karena waktu itu dirinya menolak dan minta untuk dikembalikan. Namun, tidak diindahkan, sebab dirinya hanya sebagai wakil sehingga perintahnya diabaikan.
Dan yang lebih membuat dirinya tersinggung, karena ia dituduh ikut bermain proyek pengadaan bibit sawit tersebut.
"Ketika bibit ini datang pertama kali di Baserah, saya tolak, namun tetap dimasukkan juga, begitu juga yang ada di Inuman dan Gunung Toar. Saya minta kembalikan karena bibitnya palsu," kata H. Halim.
Padahal menurutnya, bibit ini akan dibagikan kepada masyarakat, dengan tujuan untuk menopang perekonomian masyarakat di Kuansing, sekian tahun ke depan.
"Percuma bibit yang dibagikan itu di tanam, yang seharusnya berproduksi lebih awal, namun tidak menghasilkan, makanya pengadaan bibit 2017 itu sangat kita sesalkan, karena merugikan masyarakat," ungkapnya saat itu.
Menurutnya, mengenai bibit sawit ini, dirinya sangat memahami mana yang asli dan mana yang palsu, sehingga ia tak bisa dikelabui tentang bibit bagus dan tidak bagus.
Sebab ia sudah menganalisa bibit dari tahun 1995 awal baru pertama kali sawit dibudidayakan masyarakat Kuansing.
"Jadi saya tau bapak ibu sekalian, mana bibit baik dan mana yang tidak baik untuk ditanam. Tujuan kita dulu waktu kampanye salah satunya mengangkat kesejateraan, tapi apa jadinya kalau yang ditanam itu bibit palsu kan percuma tidak menghasilkan," pungkasnya saat itu.
RRN/RTC