Rupiah Anjlok ke Level Terendah Sejak 1998
Ilustrasi (foto : l6c/net)

Rupiah Anjlok ke Level Terendah Sejak 1998

Ahad, 07 Juni 2015|01:31:37 WIB




RADAR BISNIS - Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menembus level Rp 13.234 pada perdagangan Kamis (4/6) kemarin. Angka tersebut melemah 0,35 persen dari posisi hari sebelumnya dan merupakan yang terendah dalam 17 tahun terakhir. 
 
Taye Shim, Kepala Riset PT Daewoo Securities Indonesia  menilai semakin terpuruknya rupiah akibat pelarian modal yang terpicu oleh pelemahan ekonomi nasional. Posisi rupiah saat ini merupakan yang terparah sejak krisis moneter melanda Indonesia pada 1998. 
 
Menurut Taye, kejatuhan kurs paling dalam terjadi ketika puncak krisis keuangan Asia meruntuhkan ekonomi Indonesia, yakni pada 17 Juni 1998 saat rupiah berada di level Rp 16.650 per dolar AS
 
“Saat ini, pelemahan rupiah sebagian besar didorong oleh kombinasi dari pelemahan ekonomi dan  arus keluar modal yang berkepanjangan,” ujar Taye dalam ulasan resmi yang diterima CNN Indonesia, Jumat (5/6).
 
Taye menuturkan perlambatan ekonomi Indonesia belakangan ini  mempercepat aksi jual aset oleh investor asing dan menyebabkan repatriasi dana. Hal ini berimplikasi pada terdepresiasinya rupiah sebesar  5,9 persen sejak awal tahun dan menjadi yang terburuk di kawasan Asia.
 
Lebih  lanjut, Taye menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang lemah di kuartal I 2015 dan tren makro yang kurang baik selama dua bulan pertama di kuartal II 2015 kemungkinan menghambat pertumbuhan ekonomi selanjutnya.
 
“Selain itu, kenaikan suku bunga global telah mendorong investor untuk mangalihkan posisi dagang yang besar dari negara berkembang," katanya. 
 
Daewoo Securities sampai saat ini memprediksi rupiah masih akan melemah ke kisaran Rp 13.200 per dolar AS.
 
“Kami mempertahankan pandangan kami bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan meningkat di semester II 2015. Sementara rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bakal berada di level Rp 13.200 untuk tahun ini, atau lebih  buruk dari rerata tahunan sebelumnya di level Rp 12.913 per dolar AS,” jelas Taye. (ags/fn)
 






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE