Selasa, 08 September 2015|10:23:02 WIB
PASIR PENGARAIAN (RRN) - Menyikapi permasalahan itu, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah mengambil langkah-langkah dan upaya dalam rangka meningkatkan harga jual TBS kelapa sawit dan CPO dengan duduk bersama seluruh pimpinan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berada di Rokan Hulu.
Bupati Rokan Hulu Drs H Achmad MSi, mengatakan perlunya kebijakan dari Pemerintah Pusat untuk mengurangi sebagian ekspor CPO ke luar negeri. Bagaimana 20 persen CPO dimanfaatkan dan diolah di dalam negeri menjadi biodiesel. ‘’Kita mendorong Pemerintah Pusat untuk membangun pabrik biodiesel di daerah. Dengan pengurangan 20 persen CPO yang diekspor, dapat diolah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar kendaraan,’’ ujarnya.
Achmad mengatakan, dengan berkurangnya ekspor CPO, maka harga jual TBS kelapa sawit tingkat petani akan naik. Sekarang ini ekspor CPO banjir, sementara negara penerima mengurangi impornya, sementara produksi TBS kelapa sawit petani banjir. Dalam artian, ekspor CPO tidak sesuai dengan demand (permintaan). Kondisi itu mempengaruhi harga jual TBS dan CPO turun. ’’Kita harapkan dengan diolah dalam negeri 20 persen produks CPO ini, maka suplay berkurang sehingga dapat memberikan dampak terhadap perbaikan harga jual TBS kelapa sawit petani,’’ tambahnya.
Langkah lain yang diambil Pemkab Rohul dalam upaya menstabilkan harga jual TBS kelapa sawit petani non plasma, Achmad mengatakan dalam waktu dekat, pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan asosisiasi PKS Rohul. Dengan terbentuknya asosiasi PKS, sekali dua pekan dapat dilaksanakan rapat bersama PKS, untuk menetapkan harga jual TBS petani. Sehingga antara PKS satu dengan lainnya di Rokan Hulu sama, tidak ada perbedaan harga jual TBS. (hum)