Sabtu, 31 Oktober 2015|12:28:28 WIB
PEKANBARU (RRN) - Krisis listrik menjadi satu permasalahan besar yang banyak dialami oleh beberapa wilayah Indonesia. Khususnya Provinsi Riau. Padahal listrik sudah menjadi satu kebutuhan yang mendasar bagi masyarakat.
Hingga Oktober ini, pemadaman listrik bergilir masih terus terjadi di wilayah Pekanbaru. Kondisi ini kerap membuat warga mengeluh. Apalagi saat ini wilayah Riau tengah diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Pemadaman listrik bergilir akibat defisitnya daya sudah menjadi hal yang rutin terjadi. Ditambah lagi saat ini jika musim kemarau datang. Yang berakibat pada menurunnya volume air di waduk pembangkit listrik. "Listrik mati sudah seperti makan obat, bisa tiga kali dalam sehari. Padahal lagi kabut asap, selain untuk melakukan aktivitas rumah tangga, kita butuh listrik untuk menghidupkan AC dan air purifier. Biar udara bisa lebih bersih," ujar Merry, salah satu warga.
Khairuddin yang memiliki usaha fotokopi juga mengeluhkan hal yang sama. Pemadaman listrik bergilir tentunya berimbas pada pekerjaan. Kondisi ini membuat ia tidak bisa melayani permintaan konsumennya tepat pada waktunya.
Manager PLN Area Pekanbaru, Agustian dalam hearing bersama Komisi IV DPRD Pekanbaru beberapa waktu lalu memaparkan pemadaman listrik bergilir terpaksa dilakukan karena defisit daya. Untuk kebutuhan daya di Kota Pekanbaru berkisar 240 MW sehari. Sementara daya yang tersedia sekarang hanya 156 MW. Sedangkan untuk wilayah Riau, satu hari membutuhkan daya 550 MW, sementara daya yang ada 481 MW.
Ditambahkannya, pemadaman ini bisa berakhir apabila beberapa pembangkit tambahan selesai. Baik pembangkit Ombilin, PLTGU Tenayan dan lainnya bisa beroperasi. Untuk mengatasi defisit listrik dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan industri dan rumah tangga, pembangkit listrik tenaga gas alam bisa menjadi satu pilihan. Mengingat cadangan gas bumi yang dimiliki Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan cadangan minyak bumi. Gas bumi jadi pilihan sumber energi masa depan.
Disamping ramah lingkungan, penggunaan gas bumi sebagai sumber energi pembangkit listrik memberikan nilai efisiensi yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak atau batu bara. Hal ini sudah mulai dilirik oleh Kota Pekanbaru. Pemerintah Kota Pekanbaru melalui PD Pembangunan sudah mulai menjajaki pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Pekanbaru. Pembangkit listrik ini dibangun di Kecamatan Tenayan Raya.
Direktur Utama PD Pembangunan, Heri Susanto mengatakan pihaknya berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas sebesar 250 megawatt (MW) dengan menggandeng investor dan membuat perusahaan patungan. Sedangkan untuk pasokan gasnya menggandeng Perusahaan Gas Negara (PGN).
Heri menjelaskan perusahaan patungan itu sudah meneken nota kesepahaman dengan PGN untuk mendapatkan gas sebanyak 40 million standard cubic feet per day (MSSCFD). "Kita sudah menandatangani HoA dengan PGN untuk pasokan gasnya. Saat ini proses pembangunan PLTG dalam tahap proses perizinan dengan PLN pusat. Jika sudah beroperasi nanti sasaran kita tidak hanya untuk rumah tangga tapi juga industri, " jelasnya.
Diharapkan jika pembangkit listrik ini sudah beroperasi mampu menjawab kebutuhan dan kekurangan daya di Pekanbaru. Sinergi berbagai pihak pun dibutuhkan. Untuk memperkuat ketahanan energi nasional PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Persero terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi. Tidak hanya untuk industri, transportasi, rumah tangga termasuk di sektor kelistrikan.
Manager PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Area Pekanbaru, Wendi Purwanto mengatakan penandatanganan kesepakatan dengan Pemko Pekanbaru tersebut merupakan bagian dari komitmen PGN untuk meningkatkan pemanfaatkan gas bumi, khususnya di sektor kelistrikan. Melalui penggunaan gas bumi yang terbukti lebih ramah lingkungan, efisien dan aman ini diharapkan pembangkit listrik milik daerah ini akan kompetitif dan memberikan nilai tambah terhadap perekonomian setempat.
Kerjasama antara PGN dan Pemerintah Kota Pekanbaru melingkupi pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi, kerjasama konsultasi teknik, keuangan dan administrasi dalam rangka pembangunan infrastruktur. Kerjasama juga melingkupi penyusunan studi kelayakan, analisis dampak lingkungan, penyediaan pasokan gas bumi terutama yang berasal dari wilayah Kota Pekanbaru dan bentuk kerjasama lain yang potensial dilakukan oleh para pihak terkait.
"Untuk PLTG Pekanbaru, PGN sebagai pemasok gasnya berkisar 40 BBTUD. Saat ini masih menunggu proses yang dilakukan PLN untuk pelaksanaan pembangunan PLTG-nya," jelas Wendi.
Di Riau sendiri saat ini gas bumi baru dimanfaatkan di sektor indusri yakni di Pertamina Lirik, Pertamina Ukui dan Indah Kiat Pulp and Paper Perawang, Siak dan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Sebelumnya PGN sudah membangun pembangkit listrik tenaga gas bumi di Pemping, Batam, Kepulauan Riau. Pembangunan pembangkit listrik ini bekerja sama dengan SKK Migas dan konsorsium perusahaan yakni PT Transportasi Gas Indonesia, ConocoPhilips, dan Petro China International Jabung, mendirikan PLTG Pemping.
Pulau Pemping yang dihuni sekitar 250 keluarga ini merupakan tempat pertemuan pipa gas dari berbagai daerah eksploitasi di Indonesia. Pemping belum mendapatkan pasokan setrum yang berbahan bakar gas bumi. Selama ini, listrik bersumber dari pembangkit diesel.
Dilansir dari laman resmi PGN, selain dengan Pemko Pekanbaru, PGN juga sudah melaksanakan penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan PT Millenium Power (PT Millenium) tentang Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) pada 1 April 2015 lalu. PT Millenium Power merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit listrik.
Sesuai PJBG, PGN akan mulai menyalurkan gas bumi ke pembangkit listrik milik PT Millenium Power pada triwulan I tahun 2017 hingga akhir tahun 2024. Penyaluran gas bumi dilakukan secara bertahap dengan total kebutuhan gas sebesar 591 BBTUD. PGN sebelumnya juga telah menandatangani PJBG dengan tiga pembangkit listrik di wilayah Lampung. Tiga pembangkit tersebut adalah pembangkit listrik Sri Bawono, Sutami dan Tarahan. Adapun pasokan gas yang akan dialirkan untuk tiga pembangkit tersebut sebesar 45 MMSCFD.
Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendi Prio Santoso saat itu mengatakan, untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat daya saing ekonomi nasional, PGN akan terus bersinergi dengan para stakeholders dan pelaku usaha lain dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Dengan pengalaman selama 50 tahun membangun infrastruktur dan mendistribusikan gas bumi, PGN telah membuktikan bahwa gas bumi mampu menjadi energi alternatif yang akan memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian dan kesejahteraan Indonesia.
Terus Gesa Pembangunan Jaringan Distribusi
Pembangunan infrastruktur terus dilakukan PGN untuk mendorong gas bumi sebagai salah satu sumber energi utama menuju ketahanan energi. Saat ini perusahaan pelat merah ini tengah merampungkan beberapa proyek pengembangan infrastruktur jaringan gas bumi.
Salah satunya adalah pembangunan jaringan pipa Duri-Dumai-Medan. Wendi menjelaskan untuk tahap 1 ini akan dibangun pipanisasi Duri-Dumai sekitar 110 KM yang pelaksaannya dimulai awal 2016 mendatang. Sedangkan untuk tahap 2 jalur Duri-Medan sekitar 360 KM. "Diharapkan pipa Duri-Dumai dapat memasok sampai dengan 150 BBTUD gas dan jalur Duri-Medan untuk memasok sekitar 200 BBTUD," jelas Wendi.
Sebagai perusahaan penyedia kebutuhan energi khususnya gas bumi, PGN telah menunjukkan komitmen yang kuat selama puluhan tahun dalam membangun negeri menyalurkan energi baik ini. Perjuangan meneruskan energi baik gas bumi tidak boleh berhenti, supaya kebaikan energi senantiasa memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Seperti yang dikutip dari laman resmi PGN, Agustus 2015 PGN sudah merampungkan pembangunan pipa trasmisi Kalimantan Jawa Tahap I (Kalija I) sepanjang 207 kilometer. Sepanjang 203 KM pipa berada di laut dan 4 KM pipa di darat. Pipa Kalija I menghubungkan sumber gas Lapangan Kepodang di laut utara Jawa ke PLTGU Tambak Lorok Semarang, pembangkit listrik milik PLN. Pihaknya sedang melakukan commissioning pipa Kalija tersebut dan pengoperasian pipa Kalija I tersebut akan membuat PLN dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Selesainya pembangunan pipa Kalija I sepanjang 207 KM tersebut menambah infrastruktur pipa gas bumi PGN menjadi 6.470 kilometer.
Akhir tahun ini PGN menargetkan penambahan sekitar 490 KM pipa gas bumi baru. Pipa-pipa tersebut berada di wilayah operasi PGN. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara dan Kepulauan Riau dan wilayah baru lainnya. Pada 2019 nanti, PGN menargetkan membangun pipa-pipa baru sepanjang 4.000 km. Baik itu dalam bentuk perluasan di wilayah operasi maupun di wilayah baru.
Selain melalui pipa, moda pengangkutan gas bumi juga dapat dilakukan dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) atau Liquiufied Natural Gas (LNG). CNG dikemas dan dikompresi ke dalam tabung baja untuk kemudahan pengangkutan, sedangkan LNG, gas bumi yang dicairkan kemudian diangkut menggunakan kapal.
Hal ini tentu saja dapat mempermudah PGN untuk menjangkau pengguna energi gas baik ini di luar cakupan jaringan pipa. Energi baik ini bisa dikirimkan ke lokasi penerima yang nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor. Salah satunya sektor kelistrikan.
Saat ini masih banyak wilayah-wilayah Indonesia yang belum menikmati listrik. Salah satunya di Maluku. Seperti yang dilansir dari Kompas,com, ratusan desa di Maluku belum teraliri listrik. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku, Martha Nanlohy mengungkapkan dari 12 gugus pulau di Maluku, hanya Kepulauan Banda dan Pulau Ambon yang sudah 100 persen teraliri listrik.
Masyarakatkan Penggunaan Gas Meter
Tidak hanya untuk sektor kelistrikan, transportasi dan kebutuhan industri, PGN juga tengah mempersiapkan pasokan gas untuk keperluan rumah tangga di Indonesia. Termasuk di Pekanbaru. Sebelumnya gas untuk rumah tangga ini sudah lebih dulu dinikmati di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Palembang, Surabaya, Medan dan beberapa kota lainnya.
Melalui program city gas yang sudah didengungkan sejak beberapa waktu lalu, PGN Pekanbaru tengah mempersiapkan distribusi gas ke rumah tangga di wilayah Pekanbaru. Untuk mewujudkan hal ini, survei detail sudah selesai dilakukan. "Pemasangan jalur pipa dari Perawang ke Pekanbaru akan dimulai awal 2016 nanti. Harapannya gas sudah dapat dinikmati pelanggan 2017 mendatang," jelas Wendi. Nantinya gas PGN akan melayani rumah tangga-rumah tangga yang berada di jalur tersebut. Seperti sekitar Jalan Setia Budi, Jalan Sudirman, Jalan Riau dan Jalan Arifin Ahmad.
Divisi Penjualan PGN Area Pekanbaru, Agus Kurniawan menambahkan jika pipanisasi ini selesai ditargetkan gas meter dapat merangkul setidaknya 4.000 pelanggan di Pekanbaru. Gas bumi ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Seperti kompor gas, pemanas air, pendingin udara dan keperluan lainnya.
Beberapa keunggulan gas bumi diantaranya memiliki harga yang kompetitif, tidak perlu penyimpanan, pembakaran yang dihasilkan sempurna, kualitas dan kuantitas lebih terjamin, kontinuitas suplai lebih terjamin dan tentunya bersih serta ramah lingkungan. "Pemko sangat mendukung program gas kota ini. Jika pipanisasi rampung, masyarakat Pekanbaru bisa menikmati layanan kebutuhan gas meter yang murah dan aman," tambahnya.
Ia menambahkan gas bumi sangat aman digunakan. Ini disebabkan karena sifatnya yang tidak beracun, tidak berbau, tidak berwarna, lebih ringan dari udara. Namun sebagai tindakan pencegahan, gas bumi PGN ditambahkan satu bahan pembau agar mudah dikenali.
Sambungan langsung gas alam melalui pipa ke rumah ini membuat warga tak perlu takut lagi terjadi kelangkaan gas tabung. Bahkan tidak harus antre untuk mendapatkannya dan tentunya bisa lebih hemat. Baik dari segi biaya maupun waktu.
Untuk itu, PGN gencar melakukan sosialisasi dan pengenalan pada masyarakat tentang gas meter ini pada masyarakat melalui berbagai kegiatan. Baik itu pameran-pameran maupun expo. Sosialisasi ini menjadi satu hal yang penting dilakukan untuk menghapus keraguan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar gas. Diharapkan gas meter ini tidak hanya akan menjangkau rumah tangga di kota-kota besar tetapi juga kota-kota kecil bahkan hingga ke pedesaan.
Aktifnya PGN membangun infrastruktur gas bumi nasional, membuat BUMN gas ini masuk dalam 10 perusahaan energi di Asia, yang paling cepat pertumbuhan bisnisnya. Dalam pembangunan infrastruktur gas bumi nasional, PGN juga penghargaan Fastest Growing Companies ke-10 di Asia dalam The Platts Top 250 Global Energy Company 2015.
(rgc)