Rabu, 07 Oktober 2015|14:27:36 WIB
Ketidakharmonisan orangtua dapa memicu anak, suami dan istri terlibat KDRT.Walikota Pekanbaru mengajak BPMKB dan stakeholder untuk bersinergi memberantasnya.
PEKANBARU (RRN) - Meningkatnya kasus narkoba belakangan ini dikalangan masyarakat Pekanbaru, menurut analisa dari Badan Narkotika Nasional itu bermula dari kondisi kemelut yang terjadi dirumah tangga masing-masing.
Ketidak harmonisan orang tua bisa menjadi pemicu anak, suami dan istri serta anggota keluarga lainnya lari mencari kesenangan dengan jalan pintas menggunakan obat-obat terlarang. Walikota Pekanbaru, Firdaus usai memimpin rapat koordinasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan anak (P2TP2A) tempat ruang rapat Walikota Pekanbaru, Senin (4/10) menyatakan dari pertemuan yang dihadiri, Kejati, BNN, Kepolisia, Pengadilan, dan lain-lain dilaporkan ada peningkatan kasus yang masuk sejak 2,5 tahun berdirinya P2TP2A di Pekanbaru.
"Data foreksik Rumah Sakit Bhayangkara, jumlah kekerasan yang terlapor tahun 2013 ada 30, lalu naik pada 2014 menjadi 50, dan tahun ini per September menjadi 80," bebernya.
Artinya ada peningkatan, tetapi bukan merupakan indikasi meningkatnya masalah namun ini menggambarkan kesadaran masyarakat untuk melapor dan meanfaatkan P2TP2A sebagai lembaga yang memberikan layanan penanggulangan masalah.
Dari data ini bahas Firdaus, betapa indonesia kini krisis narkoba ini bermula dari kekerasan Rumah Tangga, anak jadi brokem home. Karena itu BPMKB kami minta kedepan memberikan pendampingan.tidak hanya menunggu dihilir dengan mendampingi korban tetapi juga berkoordinasi dan bersinergi mengejar kehulu melalui edukasi.
"Kita berupaya menciptakan kewaspadaan dimasyarakat dan meminta mereka jadi polisi bagi dirinya dan keluarganya," saran wako. (dan/fn)