Sabtu, 07 November 2015|14:12:36 WIB
SEMARANG (RRN) - Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, ikan lokal bisa mewujudkan ketahanan pangan nasional. Sebab, ikan lokal merupakan jenis ikan yang paling kuat menghadapi perubahan cuaca.
Salah satunya, kata Slamet, ikan-ikan perairan lokal lebih kuat daya tahan hidupnya saat musim elnino atau kekeringan melanda Indonesia dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.
"Karena memiliki daya tahan terhadap lingkungan tinggi, saat el nino masih banyak yang bertahan, justru ketahanan pangan kita terdapat di ikan lokal," tegas Slamet di Semarang, Sabtu (7/11/2015).
Slamet menuturkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2015 menyediakan sekitar 1,5 juta benih ikan yang akan disebar di seluruh daerah Indonesia dengan tujuan mengembalikan ekosistem perairan lokal yang saat ini sudah hampir punah.
"Kita ingin kembalikan lagi, bedanya dengan dulu itu kita kelola, kalau sekarang dengan culture dan pengawasan CBS," tambahnya.
Untuk menjaga kehidupan ikan perairal lokal, Slamet mengungkapkan, akan ada aturan yang dibuat oleh pusat dan akan dikombinasikan juga dengan peraturan pemerintah masing-masing daerah.
Tidak hanya itu, pemerintah juga akan membentuk kelompok pengawas yang tugasnya mengawasi para benih-benih telah ditebar oleh pemerintah pusat. Kelompok ini juga nantinya akan di bawah dinas perikanan masing-masing daerah.
"Sekarang sudah mulai dibentuk, setiap tempat ada, nanti kita training dulu. Lalu kedua mengatur kembali perairan kembali untuk budidaya berkelanjutan, banyak keramba yang over kapasitas, bu susi minta ini diatur kembali, jangan sampai merugikan lingkungan, di sungai revitalisasi yang dulu tidak bagus banyak tersumbat makanya nanti eskavator itu membenahi saluran," ujarnya.
Menurut Slamet, para kelompok ini juga yang nantinya akan memberikan pengetahuan atau mensosialisasikan aturan-aturan penangkapan ikan perikanan lokal bagi masyarakat sekitar.
"jadi tiap-tiap daerah nanti punya aturan, yang boleh ditangkap dan tidak boleh ditangkap. Kita bentuk kelompok CBF yang memanfaatkan ikan lokal agar terkelola dengan baik, gak terima ambil langsung habis," pungkasnya.
(rzy/okz)