Dapat Pinjaman China, BNI Optimis Profil Dana Valas Membaik

Dapat Pinjaman China, BNI Optimis Profil Dana Valas Membaik

Jumat, 02 Oktober 2015|14:00:06 WIB




RADAR BISNIS - Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan, pinjaman sebesar US$1 miliar dari Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) bisa memperbaiki profil dana valuta asing (valas) perseroan yang saat ini masih didominasi sumber pendanaan jangka pendek.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, per September 2015 dana valuta asing (valas) perseroan mencapai US$5,6 miliar atau setara dengan Rp82,5 triliun (asumsi kurs tengah rupiah Bank Indonesia hari ini Rp14.728 per dolar AS).

Di mana 74,8 persen atau berkisar US$4,2 miliar dari dana valas itu berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) sedangkan sisanya berasal dari pembiayaan non konvensional (funding non conventional) seperti pinjaman antar bank, pinjaman bilateral, repo, banker’s acceptance¬, dan obligasi global (global bond).

“Di tahun 2016,2017 ini akan banyak pinjaman pinjaman valas kami yang akan jatuh tempo. Ada global bond senilai US$ 500 juta yang akan jatuh tempo di tahun 2017. Demikian juga di 2016 ini, ada pinjaman bilateral dengan beberapa bank totalnya kurang lebih US$ 500 juta yang akan jatuh tempo,” ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam Rapat Dengar dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Rabu  (01/10).

Suntikan dana dari CDB, lanjut Achmad, akan menambah sumber dana valas jangka panjang mengingat tenor pinjaman CDB mencapai 10 tahun.

Hal ini sesuai dengan rencana perseroan untuk menyalurkan kredit bagi proyek infrastruktur pemerintah hingga tahun 2019, yang antara lain pembangunan proyek tenaga listrik bernilai sekitar US$806 juta, pembangunan infrastruktur transportasi senilai US$181 juta, pembangunan infrastruktur pelabuhan laut, bandar udara, dan lainnya US$ 100 juta.

“Dengan adanya pinjaman CDB ini maka kami akan mendapatkan dana yang jangka waktunya itu lebih dari dua tahun,” kata Achmad.

Kucurkan Kredit Dalam Denominasi Renminbi

Tak cuma penyaluran kredit, katanya, perseroan juga berencana membiayai debitur baik ekportir maupun importir dalam mata uang renminbi (RMB).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sekitar 30 persen dari total pinjaman CDB diberikan dalam denominasi RMB dengan tingkat bunga Shibor 6 bulan 3,3 persen atau setara dengan 6,62 persen per tahun.

“Kami merencanakn untuk membiayai beberapa debitur kami baik itu importir maupun ekspotir antara lain untuk sektor industri kertas dan industri semen. Kemudian juga dari RMB apabila semua tidak terserap untuk kredit RMB kami bisa melakukan pinjaman dalam bentuk US$ dengan terlebih dahulu melakukan swap ke US dolar,” tandas Achmad.

Sebagai pengingat, beberapa waktu lalu tiga bank pelat merah telah menandatangani kesepakatan pinjaman dengan CDB dengan total US$3 miliar atau setara dengan Rp 44, 18 triliun.

Selain BNI, kedua bank lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Mandiri Tbk. (dim/dim/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE