Selasa, 19 Oktober 2021|14:41:42 WIB
RADARRIAUNET.COM: Pertanyaan tersebut selalu menjadi buah bibir masyarakat Provinsi Riau, tatkala kembali mengingat peristiwa hukum yang memaksa dan menyeret dua orang mantan Ketua DPRD Provinsi Riau "menginap" di hotel prodeo Sukamiskin Bandung.
Peristiwa hukum tersebut diketahui jelas lebih sarat akan praktik Dramaturgi/panggung sandiwara. Justeru oknum Ketua DPRD Provinsi Riau inisial S, yang nyatanya bertindak sebagai Pamong Anti Korupsi, dituduh dan dikurung sebagai pelaku, sekalipun sama sekali tidak menerima aliran uang haram +-800 juta rupiah tersebut.
"Bagi kami, selama kurang lebih 6 tahun ini sudah cukup penderitaan dialami oleh Ketua DPRD Provinsi Riau inisial S tersebut. Infonya beliau ikhlas dengan praktik penzholiman itu. Namun bagi kami hal-hal semacam ini mesti jadi atensi bersama. Orang yang sebetulnya tak salah dijadikan salah dan justeru yang salah, hari ini berkeliaran, ketawa-ketiwi dan nyebrang dari Partai Golkar menjadi Kader Partai NasDem," ungkap Aktivis Larshen Yunus menyitat detakindonesia.
Alumnus Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu juga katakan, bahwa status tersangka pada kasus tersebut mesti diungkap kembali. KPK wajib bertanggung jawab atas hal itu, jangan hanya pintar menghukum orang yang tidak bersalah, giliran penjahat sebenarnya, KPK terkesan 'ompong'.
"Sebelum surat resmi laporan pengaduan masyarakat kami layangkan, dengan tegas kami minta KPK untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Ayo KPK, tunjukkan nyalimu. Ini ada yang ngaku sakit, dapat grasi dan pada akhirnya sehat bugar dapat jaket baru partai warna biru," akhir aktivis Larshen Yunus, menutup pernyataan persnya.
Misteri Annas Maamun, mantan Gubernur Riau dan mantan Bupati Rokan Hilir Riau dua periode.
Publik tentunya belum sepenuhnya lupa dengan praktik haram Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang dilakukan Annas Maamun. Kena operasi tangkap tangan (OTT) di Cibubur terkait kasus alih fungsi lahan Riau bersama ketua organisasi kelapa sawit yakni Ketua APKASINDO, Ir Gulat Medali Emas Manurung MP.
Annas Maamun, mulai dari tertangkap dan dikurung di Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, pria tua yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Rohil dan Bengkalis itu selalu mengeluh dan pada akhirnya lebih sering di klinik ketimbang di sel Lapas Sukamiskin.
Informasinya, Annas Maamun menerima grasi dari Presiden Joko Widodo karena alasan tua dan sakit-sakitan.
Kini, setelah Annas Maamun lepas bebas, kondisinya berubah drastis. Banyak orang yang keheranan, termasuk beberapa penghuni Lapas Sukamiskin tersebut, yang memperoleh kabar, bahwa Annas Maamun sehat bugar.
Kesehatannya terlihat normal, tatkala ada warga melihat Annas Maamun berada di auditorium salah satu hotel di Kota Pekanbaru. Ternyata Annas Maamun yang dahulu sempat jabat Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Riau, kini terlihat lebih sehat bugar dengan senyum khasnya. Annas Maamun kini resmi jadi kader Partai NasDem.
Dimintai komentarnya, Ketua Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI) pada saat ditemui disalah satu bilangan hotel Jakarta Barat, katakan bahwa Annas Maamun memang sudah sangat senior dalam melakukan praktik dramaturgi/panggung sandiwara.
Bagi Aktivis Larshen Yunus menilai Annas bahwa tingkah Annas Maamun sangat menyedihkan.
"Kondisi tersebut sebenarnya menyedihkan bagi pemberi grasi yakni Presiden Joko Widodo. Karena sudah terang benderang dibohongi Annas Maamun, dulu pas dikurung di penjara mengeluh sakit dan minta grasi, setelah dipenuhi grasinya ehhh si koruptor itu ketahuan membohongi bapak Presiden Jokowi," jelas aktivis Larshen Yunus.
RR/DIC