Kamis, 10 September 2015|11:56:13 WIB
PEKANBARU (RRN) - Pasca penetapan Suparman salah satu calon bupati untuk Pilkada Serentak di Riau, mewajibkan yang bersangkutan mengundurkan diri sebagai wakil rakyat. Warisan kursi Ketua DPRD Riau yang dipegangnya, menjadi incaran sejumlah kader Partai Golkar. Golkar adalah partai politik pemenang Pemilu 2014 lalu dan berhak mendapatkan kursi pimpinan tersebut.
Nama-nama anggota Fraksi Golkar sudah bermunculan dalam pemberitaan media massa dan perbincangan kalangan wakil rakyat sebelum Suparman meninggalkan kursi yang sudah diduduki belum satu tahun itu.
Berbagai gaya dan ekspresi ditunjukkan sejumlah kader di Fraksi Golkar melirik kursi Ketua DPRD Riau yang kosong. Berikut gaya dan ungkapan mereka yang dirangkum awak media dalam sebulan ini.Pertama, Kurang etis untuk menyebutkan nama anggota Fraksi Golkar yang satu ini. Lelaki yang merupakan wakil rakyat dari daerah pesisir Riau ini, rela membayar wartawan yang mau menulis dirinya sebagai calon kuat Ketua DPRD Riau. Ia dengan yakin merasa akan diposisikan, karena tercatat sebagai pengurus DPD Partai Golkar Riau.Selain ingin disebut sebagai calon ketua, ada pula kader membuat alasan lain untuk menunjukkan harapannnya dengan melakukan peninjauan ke rumah dinas Ketua DPRD Riau yang bakal ditempati. Walau secara terbuka dia terkesan tidak ingin jabatan tersebut dan menyerahkan semua keputusan kepada partai.
Dalam catatan awak media, ada sejumlah nama yang masuk sebagai bursa calon Ketua DPRD Riau. Kader yang paling disebut itu seperti Supriyati yang saat ini sebagai Ketua Fraksi Golkar.
Kemudian ada mantan Wakil Walikota Pekanbaru Erizal Muluk atau juga mantan Ketua DPRD Kampar H. Masnur. Ada pula yang mengatakan bisa jadi istri mantan Gubernur Riau Septina Primawati Rusli. Bahkan tak ketinggalan wakil rakyat asal Indragiri Hilir Sulastri Abubakar.
Tapi meski disebut-sebut, banyak beberapa nama terkesan menolak jabatan tersebut. Entah benar-benar menolak atau kurang yakin, mereka menyerahkan semua mekanisme pada partai yang bekerja.
Misalnya Septina, saat diburu pertanyaan sebelumnya mengaku tidak berharap. Ia menyebutkan banyak kader yang layak untuk itu. "Saya belum, ada yang lain," ulasnya.
Sementara Masnur, saat disinggung juga tak mau memberikan komentar. Menurut dia, siapapun yang diputuskan nanti diserahkan pada partai yang memilihnya. "Itu jangan saya komentar," sebutnya.
Sedangkan Sulastri menyebutkan dirinya sebagai petugas partai yang siap apabila ditunjuk. "Saya ini hanya petugas partai, kalau partai menunjuk saya, saya harus siap," kata dia belum lama ini
Ketua Fraksi Golkar Supriyati menanggapi isu tersebut kepada wartawan mengatakan, keputusan semuanya diserahkan kepada partai siapa dari anggota Fraksi Golkar yang ditunjuk. "Partai pasti sudah punya kriteria dalam memutuskan calon ketua dewan. Mulai dari segi kualitas, pengalaman dan dari sisi lainnnya," kata Supriyati.
Di tengah kisruh kepengurusan Partai Golkar mulai dari pimpinan pusat hingga daerah, entah siapa yang akan dipilih pada jabatan posisi tertinggi di gedung dewan tersebut. Namun yang jelas saat ini Golkar tercatat memiliki suara terbanyak untuk periode ini dengan jumlah 14 kursi. (rul/fn)