Selasa, 07 Mei 2019|14:16:29 WIB
Jakarta : Polemik tentang wacana penerapan wisata halal di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang belakangan ini menimbulkan reaksi penolakan dari berbagai kalangan, khususnya para pemangku kepentingan, mendapat tanggapan dari Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTT.
Ketua DPD ASITA NTT, Abed Frans, meminta semua kalangan untuk tidak salah paham soal penolakan wisata halal di Labuan Bajo, Pulau Flores.
"Jika ada penolakan mengenai halal tourism, itu jangan dianggap sebagai penolakan terhadap muslim secara umum," kata Abed seperti sitat CNN Indonesia, Selasa (7/5/2019).
Menurutnya terkait reaksi penolakan terhadap wacana wisata halal itu, dikarenakan pihak-pihak yang menolak perubahan ciri khas dari NTT sebagai wisata petualangan (adventure).
"Artinya, ciri khas pariwisata NTT itu adalah destinasi adventure, bukan destinasi khusus bagi yang halal saja," katanya menjelaskan.
Selama ini, ia melanjutkan, NTT sudah terkenal sebagai adventure destination yang menjembatani pergaulan antarsesama, suku, bangsa, maupun adat sedunia. Hal ini mencerminkan keberagaman dan kerukunan yang ada di NTT.
Sebelumnya Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Shana Fatina, yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal per 30 April 2019 menyatakan, konsep wisata halal diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan.
Selain itu, Shana melanjutkan, konsep wisata halal diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo, khususnya bagi wisatawan muslim.
Wacana itu mendapat reaksi penolakan dari berbagai pemangku kepentingan di daerah itu, karena dinilai tidak sejalan dengan harapan masyarakat NTT yang menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan.
RRN/CNNI