Sabtu, 13 April 2019|23:28:43 WIB
RADARRIAUNET.COM: Kekhawatiran tentang kondisi ekonomi global sudah meresahkan sekarang ini ketika ekuitas di seluruh dunia naik, tetapi Ekonom Ned Davis Research Alejandra Grindal mengatakan yang terburuk mungkin sudah berakhir. Tentu hal ini bisa menjadi katalis positif untuk perekonomian global kembali menguat di masa mendatang.
Alejandra Grindal mengatakan agregat indeks pembelian manajer pembelian (PMI) dari seluruh dunia stabil pada Maret setelah jatuh selama 10 bulan berturut-turut. Sementara itu, jumlah negara yang melaporkan ekspansi di sektor manufaktur naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
Dia mencatat indikator-indikator ini biasanya berada di skor terbawah sekitar empat hingga delapan bulan sebelum ekspansi berikutnya dimulai. "Kami mungkin mendapatkan tanda-tanda pemulihan ekonomi global pada paruh kedua tahun ini. Setidaknya itu semacam memberi Anda sinar," kata Grindal, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 13 April 2019.
Komentar Grindal merespons pernyataan Dana Moneter Internasional yang menurunkan prospek pertumbuhan 2019 menjadi 3,3 persen, yang akan menjadi yang terendah sejak krisis keuangan yakni dari 3,5 persen. Dalam laporannya, IMF menyoroti risiko seperti potensi meningkatnya ketegangan perdagangan dan kebijakan moneter yang lebih ketat dari the Fed.
Meski demikian, Grindal mencatat, ketegangan antara Tiongkok dan AS baru-baru ini mereda karena kedua negara berusaha mencapai kesepakatan di bidang itu. Sementara the Fed mengatakan dalam ringkasan dari pertemuan akhir Maret bahwa pihaknya tidak memperkirakan menaikkan suku bunga untuk sisa 2019.
"Risiko tampaknya berkurang, meskipun tidak 100 persen," katanya, mencatat penurunan dua risiko ini tampaknya meningkatkan pasar negara berkembang. PMI manufaktur di pasar negara berkembang seperti Tiongkok, Brasil, India dan Meksiko semuanya menunjukkan ekspansi di sektor ini.
Saham-saham pasar negara berkembang telah hancur tahun ini bersama dengan saham global. ETF iShares MSCI Emerging Markets (EEM) naik 14 persen pada 2019 sedangkan iShares MSCI World ETF (URTH) telah naik 14,6 persen. Namun demikian, masih ada risiko terhadap ekonomi global, termasuk ketidakpastian politik dari Eropa.
"Alasan di balik krisis utang negara belum tentu diselesaikan. Anda memiliki negara yang pada dasarnya memiliki mata uang yang sama, kebijakan moneter yang sama, tetapi tingkat daya saing yang berbeda secara dramatis termasuk cara melakukan sesuatu. Saya tidak memperkirakan ledakan, tetapi saya tidak mengatakan itu tidak mungkin," pungkasnya.
RRN/medcom