Sabtu, 29 Agustus 2015|11:32:39 WIB
JAKARTA (RRN) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan, rencana kenaikan tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS) masih menjadi perdebatan. Hal ini terjadi lantaran kebijakan AS untuk menaikkan Fed Fund Rate (FFR) masih terbentur oleh dilema yang dihadapi negeri Paman Sam tersebut.
"Kemarin Presiden Federal Research New York katakan kayaknya kita tidak naikkan tapi di sisi lain kayaknya harus naik tapi kecil saja," jelas Agus, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2015).
Ia menjelaskan ekonomi AS sudah terdesak karena terjadi pengaliran dana yang cukup besar ke AS sehingga membuat mata uangnya terlalu kuat terhadap mata uang di negara lain. Hal ini berdampak kepada industrinya tidak kompetitif.
"Tapi kita juga tahu kalau mereka sudah terdesak karena terjadi pengaliran dana ke AS dan membuat mereka menjadi terlalu kuat dan mungkin mereka tidak jadi kompetitif lagi," jelas dia.
Lebih lanjut Agus menilai, perekonomian di AS sedang mengalami perbaikan. Ini terlihat dari proyeksi pertumbuhan di level 3,2 persen, namun perekonomian AS justru tumbuh menjadi 3,7 persen. Selain itu, AS juga mempertimbangkan kebijakan negara-negara lain yang mendevaluasi mata uang negara mereka dengan alasan agar mata uang tersebut bisa lebih kompetitif di persaingan global.
"Ini kita tetap harus waspada termasuk kalau ada kompetitif devaluasi yang dilakukan oleh negara-negara yang ingin menjaga currency-nya tetap kompetitif," pungkasnya. (mtvn/n)