Sabtu, 15 Desember 2018|14:25:00 WIB
Tokyo: Harga properti di kota-kota besar Jepang sudah terhitung sangat tinggi. Uniknya pada saat sama ada jutaan rumah layak huni di berbagai pelosok Jepang dibagi-bagikan gratis atau dijual sangat murah.
Bank Akiya adalah lembaga yang membagikan dan menjual murah rumah-rumah tersebut. Ini bukan lembagaka keuangan layaknya bank pada umumnya, sebab dalam bahasa Jepang arti frasa bank akiya adalah rumah kosong.
Ya, 10 juta rumah layak huni dalam kondisi kosong melompong selama bertahun-tahun. Bukan karena berhantu atau daerahnya terdampak bencana alam sehingga warganya pindah ke tempat lain. Tapi karena pemiliknya sudah jompo atau meninggal dunia, sementara sang ahli waris mengabaikannya.
Keberadaan rumah-rumah kosong dan diabaikan itu jelas tidak sedap dipandang. Bahkan bisa saja ada yang menyalahgunakannya sebagai markas kegiatan kriminal, vandalisme, sarang hama hingga ancaman roboh bagi warga sekitar.
Nomura Research Institute (NRI) memprediksi jumlah rumah kosong dan diabaikan mencapai 21,7 juta unit pada 2033. Situasi dampak bertambahnya populasi warga lanjut usia yang lajunya tidak dapat diimbangi tingkat kelahiran baru akibat trend menunda pernikahan bahkan melajang di kalangan generasi berikutnya.
Kalangan generasi muda -terutama yang memilih tetap melajang- juga lebih memilih tinggal di apartemen di kota-kota besar tempatnya bekerja. Mereka meninggalkan orang tuanya di kampung dan tidak mau menempati rumah yang jadi hak warisnya. Ada juga yang alasannya tidak mampu membiayaan pekerjaan renovasinya.
Meski pemerintah Jepang membantu biaya renovasi, namun subsidi tersebut tak diberikan ke suluruh daerah. Di tahap inilah Bank Akiya berperan. Mereka menyusun data lengkap rumah-rumah kosong lalu menawarkannya. Hampir di setiap daerah ada 'kantor cabang', misalnya di Ueda ada Ueda Bank Akiya.
Iming-iming rumah gratis Jepang
Anda tertarik tawaran menggiurkan dari Bank Akiya? Pemerintah juga memberikan sejumlah persyaratan bagi calon pemilik baru. Di antaranya usia anggota keluarga di bawah 43 tahun dan memiliki anak usia sekolah menengah pertama.
Selain itu, warganya juga harus memiliki pekerjaan tetap dan bakal tinggal lama di rumah tersebut. Ada juga insentif kepemilikan rumahnya baru diberikan setelah menetap selama 20 tahun.
Oh ya, lokasinya biasanya di pedesaan yang mulai sepi bahkan tidak berpenghuni. Sebegaimana ditulis oleh japantimes, tujuan lain dari program ini juga demi pemerataan sebaran kepadatan penduduk.
Membeli rumah di Bank Akiya juga perlu pertimbangan karena ada sejumlah risiko yang perlu diketahui. Pertama, rumah yang dijual biasanya sudah rusak sehingga biaya renovasi bisa sangat besar seperti membeli rumah baru.
Risiko lainnya, karena rumah tersebut ditinggalkan begitu saja sehingga tidak diketahui pemiliknya. Ya bisa jadi sewaktu-waktu sang pemilik atau ahli waris tiba-tiba muncul menuntut hak kepemilikan.
Harga yang murah serta halaman luas dengan lokasi pedesaan membuat beberapa orang asing tertarik membeli properti seperti ini. Tak heran jika rumah-rumah akiya ini populer di kalangan orang asing.
Menurut beberapa orang, membeli rumah tersebut dianggap sebagai 'kegagalan sosial' alias tidak bergengsi. Tetapi dengan harga properti 'normal' sudah sangat tinggi, maka tawaran dari Bank Akiya ini sangat layak dipertimbangkan.
Untuk rumah gratis dan murah ini, Anda wajib bayar pajak penjualan dan fee bagi agen properti. Jangan lupa siapkan anggaran untuk renovasi besar-besaran.
Lhe/medcom.id