Kamis, 29 Maret 2018|16:43:40 WIB
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai ruang suku bunga turun kian sempit di masa-masa mendatang, seiring dengan perkembangan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS). Tidak ditampik, keputusan Federal Reserve mengubah tatanan kebijakan dari sisi moneter memberikan efek tersendiri terhadap perekonomian di sejumlah negara termasuk di Indonesia.
"Kami lihat ruang untuk menurunkan suku bunga sudah tidak besar," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, kepada awak media di Kompleks Parlemen BI, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Maret 2018.
Agus mengatakan, sejak 2016, ketika bank sentral AS menaikkan suku bunganya sebanyak enam kali, di saat yang sama Bank Indonesia hingga kini telah menurunkan suku bunga sebayak delapan kali. Hal ini dikarenakan stabilitas ekonomi domestik yang terjaga sehingga memungkinkan untuk melonggarkan instrumen moneter kala itu.
Namun demikian, lanjut Agus, meski ruang penurunan bunga akan sangat kecil, Bank Indonesia akan tetap merespons dengan kebijakan makroprudensial. Dengan kondisi itu diharapkan industri perbankan di Tanah Air bisa melakukan ekspansi kredit dan intermediasi dengan lebih baik.
"BI akan datang dengan kebijakan seperti BI punya kebijakan rasio intermediasi makroprudensial perbankan atau penyanggah likuiditas makrodimensial. Nanti juga akan dikaji dengan LTV, ini semua tujuan supaya fungsi intermediasi daripada sistem keuangan, khususnya perbankan bisa lebih baik lagi," pungkas Agus.
Mtvn/RRN