RADARRIAUNET.COM: 'Riau Menyapa Dunia'. Itulah kalimat "sakti" untuk mewujudkan program strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pada sektor Pariwisata. Untuk mewujudkan itu bagaimana pun juga Pemprov Riau, kini terus berupaya mengembangkan potensi pariwisatanya.
Peluncuran "Riau Menyapa Dunia" di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI di Jakarta beberapa waktu lalu, seperti diakui Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, merupakan batu pijakan untuk menjadikan Sektor Pariwisata Riau yang handal, mendunia dan bisa salah satu penopang utama ekonomi masyarakat dan daerah.
Dalam kaitan itu pula, Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat berharap 'Riau Menyapa Dunia' menjadi ikon yang mampu menggenjot perkembangan sektor kepariwisataan di Bumi Lancang Kuning ini. Untuk itu, kata Menpar Arief Yahya, segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata di Riau benar-benar digarap serius, mulai dari infrastruktur pendukung hingga gelaran promosi gencar.
Menurut Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, melalui 'Riau Menyapa Dunia' maka ke depan pihaknya terus bertekad mendukung target pariwisata nasional. Sebab, di Provinsi Riau dewasa ini sudah memiliki banyak agenda wisata atau calender event, seperti daya tarik alam, budaya, dan wisata buatan, yang cukup menarik.
Semua potensi pariwisata Riau itu, kata Gubri Andi Rachman - sapaan akrab sang gubernur- tersebar di hampir semua daerah antara lain Pantai Rupat dan Beting Aceh, Bono, Candi Muara Takus, Tour de Siak, wisata Pulau Jemur Rokan Hilir yang baru diluncurkan, dan kuliner andalannya Sagu Riau Menyapa Dunia.
Agar semua itu bisa dicapai, dukungan Pemprov Riau tentu harus lebih intens dan besar lagi terutama guna menggerakkan berbagai potensi pariwisata yang memang kian muncul menyebar di Kabupaten dan Kota daerah ini. Kucuran dana APBD Provinsi Riau untuk kabupaten dan kota dalam menuntaskan permasalahan infrastruktur dasar masyarakat seperti kerusakan jalan, jembatan dan pengembangan wisata, jelas harus menjadi prioritas.
Di samping itu, yang tidak kalah penting adalah mengharapkan pula dukungan Pemerintah Pusat seperti Kementerian PU PR dan Kementerian Pariwisata. Dukungan pusat ini terutama adalah guna membangun, membenahi dan merawat berbagai infrastruktur yang memang jelas-jelas menjadi kewenangan dan porsi Pemerintah Pusat tapi semuanya berada di daerah, khususnya di Provinsi Riau ini.
Kesemua itu tidak bisa diabaikan, terutama dalam upaya mewujudkan dukungan infrastruktur dalam menyukseskan Riau Menyapa Dunia tersebut. Bagaimana pun juga, harus disadari oleh semua pihak bahwa sektor pariwisata selama ini telah menyumbang devisa yang tidak sedikit bagi Riau.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang sedari awal tahun lalu berupaya mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya pun jadi semakin gencar menggali potensi-potensi wisata yang ada. Letak Provinsi Riau yang berdekatan dengan malaysia dan singapura yang dikenal sebagai kawasan serumpun ini membuat Riau dapat dijadikan sebagai gerbang emas untuk pariwisata budaya melayu.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan,"Selama ini Pemprov Riau terlalu bergantung pada dua sektor yakni sektor migas dan perkebunan. Namun melihat kelesuan pada dua sektor ini sejak beberapa tahun belakangan, ia menganggap harus ada perubahan prioritas pengembangan. Pariwisata berbasis budaya adalah prospek yang paling baik untuk ke depannya.
"Kita sudah melihat dampak melemahnya perekonomian kita beberapa waktu belakangan ini diakibakan turunnya kontribusi dua sektor ini. Tentu kita tidak akan berlama-lama menyandarkan perekonomian kita pada dua sektor ini saja. Apalagi sektor pariwisata sangat kuat dalam menghadapi guncangan ekonomi. Sebab, dalam kondisi apa pun orang tentu butuh rekreasi dan hiburan," ucap Andi Rachman.
Dalam kaitan itulah, kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, sektor pariwisata di Riau ini perlu dikembangkan agar geliat ekonomi di Riau ini tidak monoton. Karena selama ini, lebih banyak bertumpu pada sektor perkebunan khususnya kelapa sawit dan sektor migas. "Ketika perekonomian kita negatif, pergerakan perekomian Riau pun ikut terkena dampak," katanya.
Kondisi ini akan berbeda dengan sektor pariwisata. Sektor ini tak mudah digoyang oleh perekonomian global, kecuali saat terjadi isu yang besar dan berdampak luas.
Justru itu Pemprov Riau, kata gubernur, akan menyiapkan infrastruktur wisata. Untuk wahannya sendiri, menurut, Riau tak kalah dengan daerah lain. Seperti keberadaan wisata surfing Bono, Candi Muara Takus, Pacu Jalur, Istana Siak dan event Bakar Tongkang serta ragam budaya yang ada.
"Riau akan kita jadikan sebagai pusat pariwisata dan edukasi kebudayaan se-Asia Tenggara. Apalagi dengan Riau yang dikelilingi oleh empat sungai besar yakni Sungai Siak, Kampar, Indragiri dan Batang kuantan. Keempat sungai ini mempunyai sejarah peradaban dan kebudayaan tersendiri yang bisa digali,"tandasnya.
Sebagai provinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang melayu, Riau menjadi pusat pariwisata yang unik bagi orang-orang yang ingin mengenal budaya dan kehidupan orang-orang melayu. Banyak sekali pusat pariwisata di Riau ini baik itu peninggalan sejarah, perpustakaan melayu, maupun kondisi alam, serta adat istiadat orang melayu yang unik dan mengagumkan.
Sesuai visi Riau tahun 2020 untuk menjadi pusat kebudayaan melayu di mana bunyi dari visi tersebut adalah: "Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejarah, Lahir Dan Batin Di Asia Tenggara Tahun 2020''.
Dengan mengembangkan pariwisata budaya melayu yang ada di daerah Riau ini diharapkan dapat memajukan perekonomian masyarakat sekitar daerah Riau yang menjadi pusat pariwisata dimana akan dikembangkan dari sektor wisata sejarah, budaya, serta dukungan keadaan alam dari segi perekonomian bisa dengan memberdayakan masyarakat untuk mengambil peluang dengan membuka usaha yang berhubungan dengan wisata seperti membuka usaha kerajinan tangan sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut, menjadi pemandu wisata, membuka rumah makan, tempat reaksi atau apapun itu yang tujuannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melayu disekitar daerah tersebut dari sektor wisata.
Provinsi Riau selama ini ternyata memiliki potensi pariwisata kebudayaan yang tidak kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Seperti wisata Mandi Sapar, Balimau Kasai, Bakudo Bono, Pacu Jalur dan Bakar Tongkang, serta Canti Muara Takus, ternyata sudah mulai mendunia. Tidak salah, pemerintah terus berupaya mengembangkan potensi yang selama ini dimilik Riau.
Gubernur Riau mencontohkan, Riau memiliki peninggalan-peninggalan bersejarah Melayu, seperti Candi Muara Takus, Istana Kerajaan Siak, Benteng Tujuh Lapis, dan banyak lagi yang masih bisa dikembangkan.
Justru itu, demi mewujudkan 'Riau Menyapa Dunia" ke depan, maka dukungan infrastruktur yang berkualitas, nyaman, aman dan lengkap, tentu harus menjadi prioritas untuk dibenahi dan disiapkan bersama. Bagaimana pun juga Bumi Lancang Kuning, Tanah Melayu yang kaya budaya, penuh religi, tradisi yang khas dan kaya potensi wisata alam dan kulinernya, jelas sebuah keunggulan yang barangkali sulit ditemukan di daerah lain.
Dengan begitu, kita pun sangat optimistis Riau, Tanah Melayu ini melalui sektor pariwisata ke depan akan siap Menyapa Dunia.
ZET/ADV-HMS