RADARRIAUNET.COM - Bupati Kampar H Jefry Noer mengatakan bahwa kedukaan akan berpulangnya salah seorang mahasiswa Kampar di Mesir bukan hanya kedukaan keluarga saja. Melainkan kedukaan bagi segenap masyarakat Kabupaten Kampar.
Demikian disampaikan oleh Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Kampar Sabaruddin ketika dikonfirmasikan, Jum'at (07/10/2016).
Disampaikan Kabag, Ridho merupakan salah satu bentuk tauladan bagi generasi muda. Kekurangan ekonomi bukan halangan untuk menuntut ilmu hingga ke luar negeri. Kegigihan dan ketekunan dalam belajar, ketaatan dalam beribadah menjadi bukti bahwa faktor ekonomi bukan halangan mencapai cita-cita.
"Bupati sudah mendengar kabar wafatnya Ridho Al Hafiz, beliau menyatakan turut berduka, Kampar kehilangan salah satu generasi emasnya," kata pria yang akrab disapa Sabar.
Ketaatan Ridho sebagai Hafidz Qur'an, prestasi yang gemilang semasa di Mesir, dan figur yang santun dan ramah, maka berpulangnya Ridho kepangkuan Allah, diyakini sebagai kepulangan yang Husnul Khotimah.
"Kepada orang tua dan keluarga, semoga diberi kesabaran dalam menerima takdir Allah ini," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Pondok Pesantran Islamic Center Al Hidayah (PPICA) Kampar Timur H Syafrizal menyampaikan bahwa Ridho adalah salah satu dari dua alumni PPICA yang mendapatkan ikatan kontrak oleh Yayasan PPICA untuk menuntut ilmu ke Mesir.
Rencananya, setelah selesai, Ridho akan mengabdi di PPICA. "Namun ini semua sudah kehendak Allah, Ridho harus berpulang kehadirat Allah," kata Syafrizal.
Dijelaskan Syafrizal, bahwa Ridho berasal dari keluarga yang sederhana bahkan dapat dikatakan kurang mampu, namun Ridho tidak pernah patah semangat untuk menuntut ilmu. Berbagai prestasi diraihnya, sehingga Yayasan akhirnya memutuskan untuk mengkuliahkannya.
Program ikatan kontrak yang dilakukan Yayasan dengan Ridho merupakan program ikatan kontrak yang perdana.
skc/fn/radarriaunet.com