RADARRIAUNET.COM - Kawasan Suaka Marga Satwa Zamrud statusnya telah berubah menjadi taman nasional. Kawasan yang menyimpan tak hanya kekayaan alam (migas), tapi juga tempat ekosistem, darat dan danau, memancarkan pesona keindahan baru yang belum terjamah dan masih asri.
Di sana tercagak pepohonan menjulang tinggi. Aneka tumbuhan dan semak belukar mengitari kawasan danau yang berbentuk bujur telur. Di tengah-tengahnya terdapat pepohonan yang membagi empat kawasan, seperti pulau. Menyusuri Danau Zamrud yang merupakan bagian dari taman nasional ini memberikan kesan dan daya tarik tersendiri.
Betapa tidak, Danau Zamrud merupakan gabungan dari dua danau yang terletak di hutan rawa gambut basah. Kedua danau itu, bersisian satu sama lain. Yaitu Danau Besar dengan luas 2.416 hektare, dan Danau Bawah dengan luas 360 hektare. Karena terletak di kampung Zamrud dan berdekatan satu sama lain.
Selain perairannya dan kondisi alamnya yang eksotis, Danau Zamrud juga dilengkapi dengan berbagai keunikan lainnya. Misalnya saja di sini kononnya pulaunya sering berpindah. Pulau berpindah terletak di Danau Besar. Di sini terdapat empat pulau utama Yakni Pulau Besar, Pulau Tengah, Pulau Bungsu dan Pulau Beruk. Uniknya, keempat pulau di Danau Besar ini merupakan pulau yang bisa berpindah atau disebut juga pulau hanyut.
Konon cerita warga tempatan, pulau-pulau ini terbentuk dari endapan lumpur dan tumbuh-tumbuhan. Sehingga pada saat-saat tertentu pulau tersebut dapat berpindah ke tempat-tempat yang berbeda. “Mengenai kebenarnya, silakan saksikan sendiri,” kata Yarno, tekong (pengemudi) boat yang memandu.
Di samping itu, Pulau Beruk, sesuai dengan namanya merupakan habitat bagi beruk-beruk atau kera tanpa ekor, harimau, dan satwa liar lainnya. Sebagai kawasan konservasi, kawasan ini juga dikembangkan untuk riset ilmu pengetahuan dan obat-obatan. Yarno menceritakan, kesan keindahan di saat sore hari atau ketika matahari sedang condong ke barat.
Selain puncak dari pesona Danau Zamrud, aneka ragam makhluk hidup yang menjadikan danau tersebut habitatnya juga menampakkan diri. Terutama kelelawar yang berterbangan. Jangan langsung memendam perasaan cemas dulu, karena umumnya hewan-hewan tersebut bukanlah hewan buas. Misalnya saja aneka jenis ikan, seperti arwana emas dan balido. Juga kicauan burung serindit, elang dan aneka burung lainnya.
Dari data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau ada 38 jenis burung yang 12 di antaranya dilindungi. Seperti bangau putih, enggang palung, enggang benguk, enggang dua warna, dan enggang ekor hitam. Kawasan Danau Zamrud masuk ke dalam kawasan Badan Operasi Bersama (BOB) Coastal Plain Pekanbaru (CPP) Sumatera Basin yang merupakan perusahaan konsorsium PT Bumi Siak Pusako dengan PT Pertamina Hulu. Untuk mencapai danau, bisa melalui jalur darat dan sungai. Jalur darat melintasi kawasan BOB, dan jalur sungai melintasi anak Sungai Rawa Kecamatan Sungaiapit.
Bagi Pemkab Siak, kawasan ini memiliki potensi besar, makanya Pemkab mengajukan agar kawasan ini dijadikan taman yang dilindungi pemerintah. “Ini aset berharga. Harus dilindungi dan diselamatkan,” kata Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi.
Di Taman Nasional Zamrud ini, tak hanya sekadar taman. Tapi juga pusat riset flora dan fauna, dan paru-paru dunia. Selain itu, objek pariwisata. Pariwisata konservasi, maksudnya ada pemberlakuan khusus. Misalnya di area sini tidak boleh merokok, juga tidak boleh bawa korek api. Bahkan, sejak 2001 Pemkab Siak telah memperjuangkan agar area seluas 28.000 hektare itu ditetapkan sebagai taman nasional. Akhirnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah mengukuhkan kawasan Zamrud sebagai taman nasional. Tentunya, pengawasan terhadap kawasan hutan lindung ini semakin diperhatikan yang nantinya dibangun balai besar konservasi di pintu masuk Zamrud tersebut.
teu/rpg/radarriaunet.com