Tentang Satu Marga Beda Suku
Permisalan pernikahan antara dua keluarga yang semuanya bermarga Lin. Model diambil dari promosi film "Wedding Invitation" dengan bintang utama Bai Baihe dan Eddie Peng). budaya-tionghoa

Tentang Satu Marga Beda Suku

Jumat, 07 Oktober 2016|16:19:05 WIB




RADARRIAUNET.COM - Mungkin perlu dijernihkan terlebih dulu tentang istilah suku. Dalam bahasa Tionghoa, orang Hokkian, Hokchnia, Kheq, Konghu dll tidak disebut suku, tapi kelompok masyarakat atau minxi.

Karena kalau dilihat sukunya, dalam arti luas adalah orang Han. Orang Han merupakan suku bangsa mayoritas dari bangsa Tionghoa yang terdiri dari 56 etnis, orang Han menduduki 91% lebih dari penduduk Tiongkok.

Orang Tionghoa di Indonesia yang saya tahu, hampir semua orang Han (mungkin ada yang bukan tapi paling beberapa orang).

Karena tempat tinggal yang berbeda dan lalu lintas zaman dulu sulit, maka terjadi pergeseran dalam bahasa lisan, muncullah dialek-dialek sperti Hokkian, Hokchnia, Kheq (Hakka), Tiociu, Konghu, Hinghua, Hainan dll.

Sebetulnya mereka tak dapat disebut suku, tapi kalau anda maksud ini, maka dapat dipastikan, bahwa hampir semua yang bersne sama adalah keturunan yang sama, bahkan para ahli ada yang mengatakan 85%.

Mengapa 85% bukan 100%. Ini disebabkan oleh karena, yang 15% itu keturunan dari sne lain yang mengganti snenya, atau etnis minoritas yang mengganti snenya sebagai hasil asimilasi dengan etnis Han.

Contoh snenya dikenakan hukuman oleh kaisar terpaksa mengganti sne, ada yang diberi sne Kaisar sebagai tanda penghargaan. Ada etnis minoritas yang mengganti snenya menjadi sne orang Han dan lainnya.

Sekarang yang merasa aslipun, karena tinggal di tanah yang demikian luasnya dan berpentuduk demikian banyaknya, maka mereka berkembang di berbagai pusat, pusat itu biasanya didirikan oleh orang yang mempunyai wibawa, hartawan, pejabat yang berjasa dan lainnya.

Mereka mendirikan rumah abu leluhur, dan tempat ini disebut Junwang, atau kalau mau dialih bahasakan, dapat disebut Pusat Leluhur.

Sne yang besar mempunyai beberapa pusat leluhur, tiap pusat leluhur mempunyai keturunan yang sama. Yang berbeda pusat leluhur belum tentu beda, tapi perbedaan  itu sudah jauh.

Yang punya pusat leluhur cabang, biasanya masih dekat hubungannya, apalagi yang kelentengnya berada di satu tempat, misalnya di kecamatan, itu pasti hubungannya dekat.


budaya-tionghoa/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE