Jumat, 23 September 2016|10:16:06 WIB
RADARRIAUNET.COM - Sparkling water dan minuman kola sama-sama merupakan minuman berkarbonasi. Namun berdasarkan penelitian, efek konsumsi dua minuman ini berbeda bagi tubuh.
Pakar mengatakan meski sama-sama minuman berkarbonasi, sparkling water tidak mengandung pemanis buatan seperti yang ada pada minuman kola dan minuman ringan lainnya.
Secara garis besar, minuman berkarbonasi terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah minuman ringan (soft drink) dengan beberapa mereka yang biasa dijual bebas. Minuman ini mengandung pemanis dan perasa, sehingga dikategorikan sebagai Minuman Ringan Berpemanis dan berkarbonasi (MRPK).
Sementara yang kedua adalah carbonated water atau sparkling water. Ini hanya air putih yang dikarbonasi atau dimasukkan CO2 (karbondioksida) sehingga menimbulkan sensasi letupan di tenggorokan dan tubuh. Minuman ini biasanya tidak menggunakan pemanis, meski ada beberapa merek yang memiliki perasa.
Perbedaan ada atau tidaknya pemanis buatan dalam minuman berkarbonasi memiliki dampak bagi tubuh. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa di antaranya:
1. Kadar keasaman
Karena merupakan minuman yang diproses dengan karbondioksida, baik kola maupun sparkling water sama-sama memiliki kadar asam yang rendah. Berdasarkan penelitian, kadar keasamaan (pH) pada kola ada di antara 2,5 hingga 4. Sementara memiliki kadar keasaman sparkling water sedikit lebih tinggi, yakni 5.
pH air minum yang netral adalah 7. Konsumsi minuman dengan kadar keasaman yang tinggi (di bawah 7) dapat menimbulkan beberapa gangguan seperti gangguan pencernaan, rasa mudah lelah dan nyeri sendi. Karena itu, konsumsi kedua minuman ini dalam jumlah banyak dan sering tidak dianjurkan.
2. Efek bagi gigi
Kandungan pemanis buatan dalam minuman kola diyakini merupakan penyebab utama rusakya gigi. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh University of Alabama Birmingham, di mana konsumsi minuman kola dapat menyebabkan erosi gigi. Di sisi lain, sparkling water tidak memiliki kandungan gula ataupun pemanis buatan.
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebut sparkling water memiliki efek bagi gigi.
3. Pengaruh untuk tulang
Sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada pada tahun 2001 menyebut konsumsi minuman kola dapat membuat kadar kalsium pada tulang berkurang. Akibatnya, tulang menjadi rapuh dan berisiko mengalami osteoporosis di kemudian hari.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh The American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2006 menyebut risiko pengeroposan tulang akibat konsumsi minuman berkarbonasi hanya terjadi pada kola. Minuman karbonasi lain seperti sparkling water tidak menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang.
Baik sparkling water maupun kola bukanlah minuman kesehatan, akan tetapi boleh dikonsumsi untuk kesenangan. Tapi ingat ya jangan meminumnya berlebihan, karena apapun yang berlebihan akan berdampak tidak baik bagi tubuh.
dtc/fn/radarriaunet.com