TOTO Berencana Stock Split Saham 1:10
PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) berencana untuk melakukan stock split untuk mengerek likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. cnn

TOTO Berencana Stock Split Saham 1:10

Jumat, 02 September 2016|14:27:03 WIB




RADARRIAUNET.COM - Untuk mengerek likuiditas perdagangan saham di pasar modal dalam negeri, PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) berencana untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10. Stock split merupakan pemecahan jumlah saham dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah agar menjadi lebih banyak secara jumlah saham.
 
Setia Budi Perwira, Direktur Surya Toto menjelaskan, rencana tersebut berasal dari usulan salah satu pemegang saham. Perusahaan diminta mempertimbangkan untuk stock split karena harga saham masih dianggap terlalu tinggi, yaitu berkisar antara Rp5.000-Rp7.600.
 
"Kondisi ini mengakibatkan investor menengah ke bawah sulit untuk ikut berpartisipasi dalam perdagangan efek tersebut," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (2/9).
 
Setia menuturkan, perusahaan telah mempertimbangkan, dan menyetujui usulan tersebut, karena dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Diharapkan, aksi korporasi tersebut meningkatkan jumlah investor.
 
"Kami berharap, jumlah pemegang saham dapat lebih meningkat lagi," imbuhnya.
 
Untuk melancarkan rencana ini, perusahaan akan menginformasikan kepada seluruh investor mengenai jadwal pelaksanaan stock split melalui iklan di koran dan situs resmi perusahaan. Selain itu, emiten berkode TOTO ini juga akan mengganti Surat Kolektif Saham (SKS) bagi investor yang masih memiliki saham dalam bentuk warkat dengan nomial Rp50 menjadi dalam bentuk warkat dengan nominal Rp5.
 
Sebagai informasi, perusahaan telah melaksanakan stock split sebanyak dua kali pada tahun 2012 dan 2014 lalu. Sehingga, manajemen menganggap tidak akan ada masalah untuk kembali melakukan hal ini.
 
Jika tidak ada aral melintang, perusahaan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 September 2016 mendatang untuk meminta persetujuan kepada seluruh investor.
 
Kinerja perusahaan pada paruh pertama ini tidak terlihat begitu baik, di mana pendapatan bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 7,27 persen dari sebesar Rp1,18 triliun menjadi hanya Rp1,1 triliun. Walhasil, labanya juga tercatat turun menjadi Rp127,67 miliar atau sebanyak 28,2 persen dari semester I 2015 lalu, yakni Rp163,78 miliar. 
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE